Rusli Effendi Minta Tunjuk Ajar ke LAM Riau

LAMANRIAU.COM, PEKANBARU: Ketua Umum Persatuan Masyarakat Riau Jakarta (PMRJ) yang juga Ketua Lembaga Adat Melayu Riau (LAM Riau) Perwakilan Jakarta H Rusli Effendi melakukan kunjungan ke Balai Adat Melayu Riau di Jalan Diponegoro Pekanbaru untuk bersilaturahmi dengan Pengurus LAM Riau, Kamis (18/1/2018).

Dalam kunjungan silaturahmi tersebut, Rusli juga meminta tunjuk ajar dari pengurus LAM Riau terkait rencana pencalonan dirinya sebagai Wakil Gubernur Riau yang akan berpasangan dengan Dr. H. Firdaus, MT pada Pilgubri 2018.

Di hadapan Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat LAM Riau Datuk Seri Al azhar, Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian LAM Riau Datuk Seri Syahril Abubakar serta pengurus LAM Riau lainnya, putra Melayu Riau kelahiran Pasir Limau Kapas, Rokan Hilir ini menuturkan, sebagai anak Melayu, sudah merupakan kewajiban untuk meminta tunjuk ajar kepada LAM Riau.

“Berkaitan itu, saya membawa nama baik sebagai pengurus LAM Riau. Untuk itu saya mohon doa restu agar proses pencalonan ini berjalan lancar,” kata Rusli.

Menurut Rusli yang juga Ketua Umum Yayasan Istiqlal Indonesia ini, sebagai kader LAM Riau, jika terpilih nantinya berkomitmen memajukan kelembagaan LAM Riau. “Dengan pengalaman saya sebagai pengurus LAM Riau, mulai dari tingkat kabupaten hingga sekarang, saya kira komitmen saya ini tak perlu diragukan lagi,” tambahnya.

Ketua Dewan Pimpinan Harian LAM Riau Datuk Seri Syahril Abubakar pada kesempatan itu menyampaikan, Rusli Effendi merupakan salah satu anak jati Melayu yang patut dibanggakan. Berbagai jabatan ketua hingga menjadi Ketua Umum Yayasan Istiqlal Indonesia, merupakan sebuah prestasi yang luar biasa.

Syahril memberi nasihat agar nantinya dapat berpolitik dengan cara-cara santun dan cara-cara Melayu. “Tak usah kita ungkap-ungkap kelemahan-kelemahan calon lain, karena keempat calon ini adalah anak kemenakan dan saudara kita semua, Islam semua,” kata Syahril.

Ketua Umum MKA LAM Riau Datuk Seri Al azhar menyampaikan nasihat bahwa dari perspektif adat dan budaya Melayu menjadi gubernur adalah menjadi pemimpin.

Gubernur dalam benak orang Melayu adalah pemimpin. Jadi bukan saja dia harus sukses dalam menjalankan undang undang dan aturan negara yang lebih penting mampu menjadi seorang pemimpin yang baik.

“Hendaknya para calon gubernur dan wakil ini maju untuk menjadi pemimpin, bukan sebagai gubernur. Karena ada perbedaan pemaknaan antara pemimpin dengan gubernur. Berkompetisilah menjadi pemimpin, bukan sebagai Gubernur,” kata Al azhar. (z)

 

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *