Tepung Kelapa Dapat Turunkan Kadar Gula Pada Nasi

LAMANRIAU.COM, JAKARTA – Tepung kelapa yang merupakan salah satu alternatif untuk mencegah penyakit diabetes. Penasaran seperti apa? Produk H2 Tepung Kelapa ini juga dapat menjadi salah satu pilihan bagi para penderita diabetes.

Kalbe melalui produk H2 Health & Happiness terus berkomitmen untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, salah satunya dalam penanganan penyakit diabetes, ujar FX Widiyatmo, Deputy Director Corporate Business Development PT Kalbe Farma Tbk ditemui di kawasan Tebet, Jakarta, baru-baru ini.

Masih menurutnya, dengan tepung kelapa pihaknya mencoba untuk memenuhi solusi gaya hidup sehat yang dibutuhkan dalam mencegah dan menangani penyakit diabetes melalui bahan pangan tepung kelapa, dimana salah satu penerapan yang bisa dilakukan sehari-hari adalah mencampurkan H2 Tepung Kelapa dengan beras putih pada saat memasak.

Lantas bagaimana caranya? Menurut Dr. Didah Nur Faridah selaku Kepala Pengembangan Layanan Analisis Pangan, Institut Pertanian Bogor, penambahan H2 Tepung Kelapa dengan takaran 25 persen pada beras putih saat memasak (47 g tepung kelapa pada 185 g beras putih atau setara dengan 6-7 sdm tepung kelapa pada 1 cup beras putih), dapat menurunkan Indeks Glikemik makanan tersebut menjadi 49 (kategori rendah) dari yang sebelumnya sebesar 89 (kategori tinggi) untuk nasi putih.

“Dengan mencampurkan H2 Tepung Kelapa saat memasak nasi putih, nasi putih menjadi lebih ramah bagi penderita diabetes,” terang Didah.

Sebelum dilempar ke pasar, Didah menguji 10 orang sehat untuk mengkonsumsi tepung kelapa tersebut yang sudah dicampurkan dengan nasi. Hasilnya memang sangat menekan kadar gula dalam makanan.

“Kami secara rutin melakukan penelitian terhadap produk pangan yang dapat bermanfaat dalam mendukung kesehatan masyarakat, salah satunya pengembangan produk pangan yang memiliki serat tinggi dan indeks glikemik rendah bagi penderita diabetes,” kata Dr. Didah Nur Faridah.

Dalam mengembangkan nutrisi makanan dan minuman untuk mencegah dan menangani diabetes, pihaknya melakukan penelitian dari produk yang sudah ada maupun pengembangan produk baru.

“Bisa dari sumber bahan pangan yang baru yang tidak biasa, atau melakukan modifikasi dari pangan yang ada dengan penambahan atau pemrosesan yang berbeda,” lanjut dr. Didah. (Ilc)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *