Meresahkan, Penerbit Berjanji Tarik Buku Pelajaran Budaya Melayu Riau

LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Penerbit Inti Prima Aksara (ĺnprasa) melalui pimpinannya di Riau, Mustajab Hadi, berjanji akan menarik buku pelajaran Budaya Melayu Riau untuk SMP Kelas IX yang ditulis oleh Drs. Khalis Binsar, MM, Afder Darius, S.Ag, dan Mirza Adrianus, S.Sos.

Rencana penarikan buku pelajaran yang sudah tersebar di sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Riau tersebut disampaikan Mustajab Hadi dalam pertemuan mediasi antara Penerbit Inprasa dengan pemangku adat, kepala desa, dan tokoh-tokoh masyarakat Desa Sikijang, Kecamatan Tapung Hilir, Kabupaten Kampar, yang difasilitasi oleh Lembaga Adat Melayu (LAMR), di Balai Adat Melayu Riau, Kamis (30/8).

Sebagaimana diketahui melalui media massa dan media sosial, masyarakat Desa Sikijang Kecamatan Tapung Hilir, Kabupaten Kampar selama dua bulan terakhir resah karena isi buku tersebut, khususnya yang menerangkan bahwa desa mereka sebagai tempat persembunyian orang-orang yang melakukan kawin lari.

Menurut buku itu pula (halaman 13, di bawah sub-judul “Taman Rekreasi Sekijang”) disebutkan bahwa kawin lari merupakan adat istiadat yang masih ada sampai saat ini, terutama dilakukan oleh keturunan asli.

Sejak dua minggu yang lalu, wakil-wakil masyarakat Desa Sikijang juga sudah datang ke berbagai lembaga terkait, termasuk Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru dan Dinas Pendidikan Provinsi Riau, serta LAMR, untuk menyampaikan keresahan dan permintaan mereka agar buku tersebut ditarik dari peredaran.

Masyarakat merasa isi yang buku tidak sesuai fakta dan realitas sebenarnya tentang desa tersebut. Kesalahan fakta itu antara lain adalah bahwa tidak ada taman rekreasi di desa yang disebut-sebut selama ini sebagai tempat kawin lari. Kawin lari juga bukan adat-istiadat masyarakat asli negeri tersebut.

Selain berjanji menarik buku tersebut dari peredaran, Mustajab Hadi juga memenuhi permintaan wakil-wakil masyarakat Desa Sikijang untuk mengumumkan permohonan maaf tertulis kepada masyarakat Desa Sikijang Tapung Hilir, khususnya, dan kepada masyarakat adat Melayu pada umumnya.

Pertemuan mediasi antara penerbit Inprasa dan wakil-wakil masyarakat Desa Sikijang itu dipimpin langsung Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat LAMR Datuk Seri H Al azhar didampingi anggota MKA LAMR H. Khaidir Akmalmas, dan Penyelaras Bidang Komunikasi dan Humas DPH LAMR Jupendri, S.Sos M.IKom. (rls)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *