Ada Panitia Ditangkap Polisi, Ini Alasan UAS Batal Ceramah di Pulau Jawa

LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Ini pengakuan yang menjadikan alasan Ustaz Abdul Somad (UAS) untuk membatalkan ceramahnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur beberapa waktu lalu. Ia mengaku ada ancaman berupa gangguan yang menyebabkan hal itu terjadi.

Pengakuan itu diungkap UAS lewat video yang beredar di media sosial, Senin (10/9). Dalam video itu, UAS tampak bicara saat berada di dalam mobil.

UAS menuturkan, saat akan berceramah di Kudus, Jawa Tengah, awalnya panitia menyatakan semua persiapan sudah selesai. Seusai acara, panitia baru mengatakan ada gangguan. Hal yang sama terjadi di Grobogan, Jawa Tengah. Bahkan, kata UAS, panitia mengatakan ada beberapa anggotanya ditangkap polisi.

“Ternyata setelah acara baru ngaku. Tadi malam itu sebenarnya banyak yang mengganggu, (panitia) ditangkap,” ungkapnya.

UAS heran alasan acara tersebut ‘diganggu’. Padahal acara itu tidak membahas politik. “Kita bukan cerita masalah revolusi, masalah politik, nggak ada,” ucap UAS.

Selain Kudus, UAS menceritakan acara di Semarang. Dia menyebut bandara sempat dijaga aparat dan sejumlah ormas.

“Ternyata begitu sampai di airport, bapak-bapak dari TNI, polisi, kemudian ada Pemuda Pancasila, FPI. Loh kita banyak terima kasih, tapi suasana kita kan mau ngaji, bukan perang. Jadi ana merenung sejak itu,” kata UAS.

Selain di Semarang, acara UAS di Jepara didatangi tentara. Akibatnya, UAS memilih cooling down dengan membatalkan agenda ceramah di Jateng dan Jatim. “Kita maunya datang aman, tenang. Itu yang berpengaruh bagi kita yang berceramah,” sambung UAS.

Lebih lanjut, UAS pun mengungkapkan alasannya tidak langsung melapor ke pihak kepolisian seperti yang didesak banyak pihak soal adanya intimidasi di balik dakwanya.

“Laporan Bali saja tidak selesai-selesai. Makanya laporkan ke Allah saja,” tegasnya.

UAS memang sempat dipersekusi saat menggelar dakwah di Bali. Kala itu, ada sekelompok orang yang meneriakkan UAS di hotel tempatnya menginap sebagai orang yang anti NKRI dan Pancasila. Namun diketahui, kasus tersebut tidak dituntaskan oleh aparat berwajib.

Sebetulnya, imbuh UAS, mudah saya dia melakukan kontak dengan petinggi kepolsian untuk mengamankan dakwahnya di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

“Tapi kita bukan mau perang. Mabes TNI dan polisi hingga FPI siap kawal. Tapi kita mau ngaji atau perang? lebih baik tenang,” katanya.

Selain itu, UAS juga mengklarifikasi soal keputusannya untuk tenang hingga bulan Desember 2018 bukan karena di tahun politik.

“Kenapa sampai Desember? Karena tiga bulan cukup untuk tenang. Kita bisa dakwah di tempat lain yang tidak ada penolakan,” pungkasnya.

Terbukti di beberapa daerah seperti Pangkajene Kepulauan dan Polewali Mandar, dan Batu Licin tak ada insiden penolakan pada Somad. (dtc/cnn)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *