Akhir Pekan di Rumah, Yuk Tonton Teater Daring ‘Nyanyi Sunyi Revolusi’

Pentas Teater dengan lakon "Nyanyi Sunyi Revolusi" tayang secara daring pada Sabtu 2 Mei 2020 dan Minggu 3 Mei 2020 pukul 14.00 WIB dichanel YouTube IndonesiaKaya.

LAMANRIAU.COM, JAKARTA – Setelah menampilkan pertunjukan teater Bunga Penutup Abad, situs IndonesiaKaya kembali mengajak para penikmat seni untuk kembali menikmati akhir pekan #NontonTeaterDiRumahAja dengan kisah penyair Amir Hamzah. Kisah hidup Amir bisa dinikmati dalam lakon bertajuk Nyanyi Sunyi Revolusi.

Pertunjukan di website www.indonesiakaya.com serta chanel YouTube IndonesiaKaya akan tayang pada Sabtu (2/5/2020) dan Minggu (3/5/2020) pukul 14.00 WIB

Perwakilan dari IndonesiaKaya, Renitasari Adrian mengatakan, melalui penayangan rekaman pertunjukan ini, penikmat seni diajak lebih mengenal sosok Amir Hamzah dan terjadinya revolusi sosial yang menjadi catatan sejarah terbentuknya Indonesia.

“Perjalanan hidup Amir Hamzah, kisah cinta, dan perjuangan terhadap negara penuh ironi dan tragedi. Namun, semua ini tidak sedikit pun mengurangi rasa cintanya kepada Tanah Air, sehingga akhirnya namanya diangkat sebagai pahlawan,” kata Renita dalam siaran pers yang diterima Beriatasatu.com, Kamis (30/4/2020).

Produser teater dari Titimangsa Foundation, Happy Salma, menjelaskan pementasan ini merupakan bentuk alih wahana kumpulan puisi Amir Hamzah yang bertajuk Nyanyi Sunyi (1937) dan Buah Rindu (1941).

Khusus untuk naskah pementasan ditulis oleh Ahda Imran, penyair yang juga dikenal menulis sejumlah naskah panggung. Pementasan yang disutradarai oleh Iswadi Pratama dari Teater Satu Lampung ini menghadirkan para pemain yang sangat berdedikasi dan ingin terus menantang dirinya untuk berkembang dalam keaktorannya.

Sementara sang penyair Amir Hamzah diperankan oleh Lukman Sardi. Baginya, memerankan Amir Hamzah mendorong Lukman Sardi untuk mempelajari literasi sastra Indonesia lebih mendalam.

“Bagi saya, sosok Amir Hamzah memberikan pelajaran yang sangat berarti, bagaimana seseorang yang seumur hidupnya mempertahankan rasa cinta dan memaafkan di tengah hasrat membenci yang sangat kuat,” ujar Lukman Sardi. (*)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *