Pengajian Ramadhan Kitab Al-Minan Al-Kubra

Ilustrasi/NET

SAYA sedang membaca kitab Al-Minan al-Kubra (Anugerah-anugerah Agung) karya Imam Sya’rani. Kitab ini bagus sekali, menenangkan dan menyenangkan. Tak bosan-bosan saya membaca kitab setebal 752 halaman ini.

Saya ingin berbagi sebagian dari bacaan saya dengan terjemahan bahasa Indonesia. Semoga ada manfaat untuk kita semua dan kita mendapatkan pahala mengaji di bulan mulia Ramadlan. Di halaman 121 beliau sang penulis berkata:

“Salah satu nikmat agung yang dianugerahkan Allah kepada saya adalah tidak sibuknya saya dengan nikmat yang kemudian melalaikan saya dari Pemberi Nikmat (Allah). Sedikit sekali orang yang memperoleh kenikmatan yang masih terus istiqamah bersama dengan Pemberi nikmat. Yang mampu menolongku adalah pemahaman dan kesaksianku bahwa pada hakikatnya saya adalah tidak memiliki apa-apa karena semua yang ada pada saya dari akanan sampai pakaian adalah sesungguhnya milik Allah. Saya adalah seorang hamba yang memakan harta Tuannya, menempati rumah Tuannya. …”

Dalam perkataan Sykh Abdul Qadir al-Jili RA dinyatakan: “Hati-hatilah, waspadalah, dengan sibuk akan sesuatu yang Allah berikan dari bermacam jenis harta sampai melupakan taat kepada Allah. Itu akan menjadi penghalangmu dari bahagia di dunia dan akhirat. Bahkan bisa jadi harta itu akan menjadikanmu miskin atau berubah wajah menjadi siksa bagimu. Ketahuilah bahwa jika engkau menggunakan harta itu di jalan ketaatan maka harta itu memang merupakan pemberian nikmat dari Allah kepadamu. Itu bukan harta yang tercela. Harta itu akan melayanimu, sementara dirimu melayani Tuhanmu SWT. Hidupmu di dunia akan selalu terarah, hidupmu di akhirat akan menjadi mulia terhormat.”

Kalau kita baca pelan-pelan dan kita resapi maka kita akan mendapatkan kesimpulan persis seperti apa yangAllah ajarkan dalam al-Qur’an bahwa kita ini milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Betapa sombongnya kita mengaku-ngaku memiliki sesuatu. Lebih sombong lagi kalau kita mengaku bahwa semua adalah karena kerja dan kecerdasan kita.

Yang paling parah adalah jika ada orang yang sombong mengklaim semua adalah miliknya lalu bakhil untuk berbagi sesuai dengan perintah dan tuntunan agama. Jangan lupa bayarkan ZIS (Zakat Infaq dan Shadaqah) sebelum terlambat.

Salam Ahmad Imam Mawardi, Pengasuh Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim Surabaya. [*]

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *