Tokoh  

Entrepreneur Muda Berprofesi Dokter, Menggeluti Berbagai Bisnis

dr. Rahman bersama istrinya Dessy Triana

LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Siapa bilang menjadi dokter tetapi tidak bisa menjadi entrepreneur, stigma tersebut juga ditampik oleh dr. Rahman. Panggilan jiwa menjadi pebisnis didalam diri dr. Rahman sudah tertanam sejak dari masih di SMA jauh sebelum ia menjalani pendidikan dokter.

“Saya ingat saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah (SMA), saya sudah mulai ikut menjual alat-alat elektronik bekas dari Selat Panjang. Masa itu saya patungan modal dengan teman sekitar Rp. 500.000,- per orang,” kenang dr. Rahman.

Di Klinik Sehat dr Rahman bersama Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution dan Dirut RSUD Arifin Achmad dr Nuzelly

Di Klinik Sehat dr Rahman bersama Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution dan Direktur Utama RSUD Arifin Achmad dr Nuzelly

dr. Rahman menuntaskan pendidikan dokter dan menyandang status PegawaI Tidak Tetap (PTT) di Kabupaten Rokan Hilir. Sempat lulus CPNS namun dr. Rahman mengurungkan niatnya menjadi dokter PNS.

“Walaupun masa itu, peluang untuk menjadi dokter PNS sangat terbuka sekali, mengingat di Bagan Siapiapi sendiri masa itu jumlah tenaga kesehatan sangat minim,” kata dr. Rahman.

Pada tahun 2006 dr.Rahman bersama orang tua beliau membuka Pesantren di kawasan Perkebunan Sawit Sungai Pagar kabupaten Kampar, yang disaat itu juga melakukan ekspansi perkebunan sawit dan mendirikan Klinik di Kota Dumai.

“Tahun 2006 saya dan ayah saya membuka pesantren di sungai pagar, tapi saya masih harus pulang balik dari ke Dumai karena waktu itu saya juga buka klinik dan juga usaha kebun disana.”

 

Tahun 2012 dr. Rahman melihat peluang untuk membuka bisnis peternakan ayam di Pekanbaru . Walaupun dikala itu beliau tidak melepaskan diri dari dunia kesehatan dengan menjadi Wakil Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Riau.

“Tahun 2014 saya buka laundry karena waktu itu kebetulan habis lebaran asisten rumah tangga pulang, dan anak-anak di pesantren juga membutuhkan, jadi saya rasa ini juga mempermudahkan untuk mereka juga”

Perlahan tapi pasti pada tahun 2014 beliau membuka bisnis laundry, kemudian puncaknya pada tahun 2017 membuka sebuah restoran yaitu Sultan Resto.

Kemegahan Sultan Resto tetap tidak meninggal corak Melayu nan modern

Awal mulanya juga dari pesantren karena supply ayam serta sayur-sayurannya memang dari peternakan dan perkebunan sendiri maka kita kepikiran buka restoran dengan konsep bangunan bernuansa Melayu yang berisi tentang sejarah Kesultanan Siak dan Kota Pekanbaru Lama.

Tanpa disadari Sultan Resto menjadi restoran yang ikonik dengan nuansa melayu di Pekanbaru. “Saya melihat peluang di Sultan Resto karena belum banyak restoran yang khas dengan nuansa Melayu di Pekanbaru, kemudian saya urus sertifikasi halalnya, menjadikan Sultan Resto restoran yang mendukung program Pemko Pekanbaru untuk konsep MICE (Meeting, Incentive, Convention dan Exhibition).

Meeting room yang elegan dan berkelas ini jarang dijumpai sekelas restoran yang ada di Pekanbaru

Sukses menjadi entrepreneur muda bukan berarti dr. Rahman lupa dengan gelar kedokterannya. Pada tahun 2018 dr Rahman dan rekan dokternya membuka Klinik Hemodialisa dengan nama Klinik Utama Ginjal Sehat yang menjadi satu-satunya Klinik Hemodialisa satu-satunya di Provinsi Riau yang berada di Jl. Sudirman kota Pekanbaru.

Banyaknya bisnis yang beliau buka bukan berarti tanpa perhitungan dan juga hanya untuk mendapatkan keuntungan/profit saja tapi jangan melupakan aspek sosial juga.

“Dalam bisnis kita tidak hanya asal ikut-ikutan saja, tapi kita juga harus juga memperhitungkan prospek kedepannya, itu harus dikaji matang. Selain itu juga perlu dikonsultasikan/sharing dengan keluarga terutama istri yang selalu mendukung kita.”

Bersama pegawai Sultan Resto menerima tamu kehormatan Presiden RI Ir H Joko Widodo

Ditanya mengenai bisnis yang paling menantang yang dimilikinya, menurut dr. Rahman masing-masing punya tantangan sendiri. Tetapi ada yang paling berkesan dalam sejarah bisnisnya, ketika Sultan Resto mendapat kepercayaan untuk menyediakan makanan untuk orang nomor satu di Indonesia yakni Presiden Indonesia, Joko Widodo beserta para menteri.

Dituturkan dr. Rahman untuk bisa terpilih menjamu presiden, tidak bisa sembarangan dan harus lulus seleksi yang sangat ketat.

“Waktu itu kami langsung didatangi utusan dari kepresidenan dan menjalani banyak rangkaian penilaian. Mulai dari makanan yang disajikan hingga kemanan. Semua harus sempurna dengan standar yang ditetapkan oleh kepresidenan,” ungkap dr. Rahman yang kadang juga ikut turun langsung terjun ke dapur.

Banyaknya bisnis yang dikelola, serta segudang organisasi yang dijalani oleh dr. Rahman membagikan tips bagaimana beliau bisa membagi waktu dan juga tetap prima.

“Disiplin waktu itu memang harus, mengelola sumber daya manusia agar bisnis bisa berjalan lancar. Untuk olahraga di hari sabtu dan minggu saya berkuda bersama anak dan istri. Selain sunnah Nabi juga menyehatkan dan juga ada waktu untuk bersama keluarga, karena keluarga juga lebih penting.”

Melepas kesibukan dengan berolahraga kuda menjadi aktifitas rutinitas

“Dengan hobi berkuda ini, saya dipercayakan oleh Korem sebagai ketua untuk melaksanakan perlombaan Triatlon olahraga sunnah yakni berkuda, berenang, lari dan memanah. Alhamdulillah perlombaan ini yang pertama di dunia dan sukses diselenggarakan,” kenang dr. Rahman.

Lebih jauh terkait perkembangan bisnis dimasa pandemi Covid-19, diakui dr. Rahman usahanya cukup terdampak langsung. Seperti Sultan Resto sempat berhenti beroperasi selama beberapa bulan saat diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB di Pekanbaru.

Salah satu usaha yang kini dilakukan untuk membangun kepercayaan konsumen jika berkunjung ke Sultan Resto pasti aman adalah dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Bahkan disebutkan dr. Rahman semua karyawan Sultan Resto wajib melakukan Rapid Test sebulan sekali selama wabah Covid-19 ini.

Walaupun kini ketika kembali sudah beroperasi, kunjungan masih belum seperti sebelum adanya Covid-19, tetapi Sultan Resto membuat gebrakan Nasi Ikhlas dengan tag line “Ambil Secukupnya, Bayar Seikhlasnya” dan Jum’at Barokah yang dilaksanakan setiap minggu dihari Jum’at. Karena menurut dr.Rahman prinsip didalam membangun sebuah bisnis tidak hanya keuntungan tetapi juga ada unsur kemanusiaan.

Dari menjalin kerjasama berbagai komunitas dan organisasi, sehingga banyak berbagai komunitas dan organisasi meminta dr.Rahman sebagai pengurus yakni IDI(Ikatan Dokter Indonesia) Riau dan Pekanbaru, Pengurus Masjid An-nur, PHRI (Persatuan Hotel Restoran Indonesia) Riau, BP 4 (Badan Penasihat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan) Riau, BRCN (Badan Riau Creative Networking) Riau, IMA (Indonesia Marketing Association) Riau, FORMI (Federasi Olahraga Rekreasi-Masyarakat Indonesia) Riau, PPHI (Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial) Riau, PPJI (Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia) Riau, Genpi (Generasi Pesona Indonesia) Pekanbaru, Tim DSRA (Design Strategi Rencana Aksi) Wisata Halal Pekanbaru.

Terakhir dr. Rahman juga tidak lupa berpesan untuk selalu semangat dalam berkarya, menjaga kesehatan dan tetap berkreatifitas sebagaimana yang selalu beliau sampaikan di media sosial dengan hastag #semangatsehatdankreatif. ***

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *