Makin Meluas, Petugas Tutup Pintu Masuk Lokasi Semburan Gas Berlumpur di Ponpes Al Ihsan

LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Tim Gabungan TNI/Polri dan pemerintah Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru akhurnya menutup lokasi semburan gas berlumpur di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ihsan, Sabtu 6 Februari 2021.

Baca : Pemprov Riau Sudah Cek Semburan Gas di Ponpes Al Ihsan Tenayan Raya

Kapolsek Tenayan Raya, AKP Manapar Situmeang S.I.K, SH MH mengatakan, penutupan dilakukan dengan memasang garis polisi yang diperluas hingga pintu gerbang pesantren. Hal ini untuk mengantisipasi terjadi sesuatu hal yang tak diinginkan. Sebelumnya garis polisi terpasang hanya sekitaran sumur yang menyemburkan gas dan lumpur itu.

“Kita menutup dan melarang masyarakat masuk apalagi mendekat. Karena status gas dan lumpur ini kan berbahaya,” ujar Manapar.

Saat ini semburan gas dan lumpur yang mencapai 15 meter itu tengah didalami oleh tim gabungan dari Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Riau beserta pihak PT. Kaila Migas dan PLTU beserta KLHK Riau. Pengecekan secara berkala dilakukan untuk mengambil langkah penutupan sumur.

“Kita juga ikut dirikan Pos Pam terpadu untuk menjaga areal TKP,” ujar Manapar lagi.

Pemprov Riau mendirikan posko sekitar lokasi Pondok Pesantren Al Ihsan. Seluruh santri penghafal Alquran sudah diungsikan ke pesantren induknya di kawasan Kubang Raya, Kabupaten Kampar.

“Sekarang disiapkan pos jaga. Saat ini kita minta bantu dengan perusahaan gas untuk membantu menangani masalah tersebut,” kata Gubernur Riau, Syamsuar.

Semburan itu berawal dari pengeboran sumur milik Pondok Pesantren Al Ikhsan di Jalan Abdurrahman, masuk dari Jalan Badak, tidak jadi dari Perkantoran Pemko Pekanbaru, pada Kamis 4 Februari lalu. Namun saat pengeboran mencapai 115 meter, tiba-tiba keluar gas sekitar pukul 13.30 Wib. 

Kemudian, sang penggali Ramadhan meninggalkan pekerjaannya karena khawatir berbahaya. Malam harinya, sekitar pukul 20.00 Wib, warga sekitar mendengar ledakan keras. Ternyata aliran lumpur keluar dari dalam lobang tersebut. Ledakan itu mengakibatkan batu-batu dari dalam tanah berterbangan.

Kondisi bangunan pesantren sudah luluh lantak dan tidak bisa digunakan lagi. Sebagian atap sudah roboh akibat tertimpa batu dan debu berwarna abu-abu mirip abu vulkanik. 

Sebagian bangunan lainnya ada yang masih utuh namun tertutupi debu. Di dalam gedung juga bertaburan batu warna abu-abu yang terbentuk dari debu itu.

Jalanan sekitaran pesantren tidak lagi kuning seperti sedia kala. Kini, warna abu-abu mendominasi bangunan, jalanan, serta pepohonan di sekitaran semburan gas. Pohon sawit dengan jarak puluhan meter dari sumur gas juga mati.

Jarak antara lokasi lubang gas yang bersumber dari pengeboran sumur itu milik pesantren itu tak jauh dari sumur gas milik perusahaan EMP Bentu. Tampak plang bertuliskan berbahaya yang dipasang pihak perusahaan di sekitaran lokasi. (MCR) 

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *