Mimbar  

Tetap Menjaga Sikap Tawadhu

Sikap Tawadhu

LAMANRIAU.COM – Sebuah hadis menulisa jaminan ganjaran yang bakal terima seseorang jika selalu menjaga sikap tawadhu. Menghilangkan kesombongan, tinggi hati, merasa hebat, dan segudang penyakit hati lainnya.

“Tiada satu pun karunia yang diperoleh seseorang yang bersikap tawadhu kepada Allah, kecuali Allah meninggikan derajatnya.” (HR Muslim).

Rasulullah SAW kemudian bersabda: “Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun seberat biji sawi.” (HR Abu Dawud).

Baca : Memahami Hakikat dari Kebahagiaan

Manusia tercipta untuk beribadah kepada-Nya. Pemahaman yang benar terhadap hal tersebut seharusnya tidak melahirkan orang kaya yang merasa lebih hebat dari yang lainnya. Pejabat merasa lebih terhormat ketimbang rakyat biasa, kiai merasa lebih benar daripada santrinya, atau generasi tua merasa lebih tahu ketimbang yang muda.

Hadis tersebut seharusnya cukup membuat kita sadar dan takut. Shalat, puasa, zakat, haji, dan segudang amal saleh lainnya tidak menjamin kita masuk surga jika dalam hati masih ada setitik kesombongan. Bahkan, pejabat setingkat presiden pun tidak berhak sombong.

Hal ini tergambar dalam hadis riwayat Ibnu Majah. Dalam ceritanya seseorang yang gemetar ketakutan ketika menemui Rasulullah yang dalam persepsi sebagai raja diraja. Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh hina engkau. Sesungguhnya, aku bukanlah seorang raja. Aku hanyalah anak seorang wanita yang memakan dendeng di Makkah.”

Subhanallah, betapa agungnya ketawadhuan Nabi SAW. Muhammad bin Abdullah yang seorang Nabi, kepala negara, kepala pemerintahan, raja, panglima militer, pengusaha sukses, pendidik, dan manusia yang terjamin masuk surga tidak membuatnya sombong sedikit pun.

Ketawadhuan beliaulah yang patut kita teladani, ikuti, dan kita tiru. Seperti dalam Alquran surat Alahzab ayat 21, “Sesungguhnya, telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang berharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

Marilah membuang jauh-jauh kesombongan dalam menjalani hidup yang singkat ini, seberapa pun hebatnya kita. Karena, sesungguhnya kekayaan, jabatan, ilmu, tubuh yang sempurna, wajah cantik, kecerdasan, dan bahkan anak istri kita adalah milik Allah yang titipkan pada kita. Sesungguhnya, orang yang berlaku tawadhu zaman sekarang ini sangatlah sedikit. Apakah kita termasuk antara mereka? ***

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *