Waspadai Berbagai Macam Penyakit Keturunan

penyakit keturunan

LAMANRIAU.COM – Punya tubuh sehat dan terbebas dari penyakit sudah pasti menjadi keinginan semua orang. Namun sayangnya, ada beberapa jenis penyakit sulit terhindari, salah satunya adalah penyakit keturunan.

Penyakit keturunan berasal dari mutasi atau perubahan sifat genetik yang menjadi warisan dari salah satu atau kedua orang tua kepada anak. Penyakit keturunan umumnya sulit atau bahkan tidak dapat kamu cegah. Orang yang tampaknya sehat bisa saja memiliki penyakit keturunan atau berisiko menurunkan kelainan genetik pada keturunannya.

Baca : Rempah Ini Baik Bagi Kesehatan Usia 40 Tahun ke Atas

Untuk mengindentifikasi penyakit keturunan serta risiko penyakit ini pada anak, dapat kamu lakukan pemeriksaan genetik pada orang tua sebelum merencanakan kehamilan, atau pada janin sejak dalam kandungan.

Berbagai penyakit keturunan menurut aladokter.com yang perlu kamu tahu:

Diabetes tipe 1

Penyakit diabetes tipe 1 menyebabkan penderitanya kekurangan hormon insulin. Penyakit ini umumnya bersifat keturunan, dan sering terjadi sejak masa kanak-kanak. Tetapi ada juga diabetes tipe 1 yang terjadi pada usia dewasa.

Risiko seorang anak terkena penyakit keturunan ini akan lebih tinggi jika kedua orang tua kandungnya menderita diabetes tipe 1.

Hemofilia

Hemofilia merupakan penyakit keturunan yang menyebabkan gangguan pembekuan darah. Kondisi ini lebih banyak terjadi pada pria. Pada kondisi normal, faktor-faktor pembekuan darah akan bekerja untuk membuat darah membeku saat terjadi luka atau perdarahan.

Namun pada penderita hemofilia, tubuhnya kekurangan faktor pembekuan darah, sehingga butuh waktu lebih lama untuk menghentikan perdarahan.

Thalasemia

Penyakit keturunan ini adalah penyakit yang menyerang sel darah merah penderitanya. Kondisi ini membuat hemoglobin dalam sel darah merah penderitanya berkurang, sehingga oksigen sulit beredar ke seluruh tubuh. Anak yang lahir dengan thalasemia berat kebanyakan meninggal saat lahir.

Pada beberapa kasus, anak yang memiliki thalasemia dapat hidup, namun sangat rentan terserang anemia, sehingga sering kali membutuhkan transfusi darah.

Alzheimer

Penyakit Alzheimer merupakan gangguan otak serius yang membuat seseorang pikun parah, serta memengaruhi kemampuannya untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari.

Penyakit keturunan ini biasanya mengenai orang tua berusia atas 60 tahun, tetapi tidak tertutup kemungkinan untuk terjadi pada orang yang usianya lebih muda. Risiko seseorang untuk terkena penyakit Alzheimer akan meningkat jika ia memiliki anggota keluarga yang juga menderita penyakit ini.

Kanker

Kanker bisa terjadi bukan hanya karena kebiasaan hidup yang kurang sehat saja, namun faktor genetik juga ikut meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit ini. Hanya saja, kanker yang murni warisan oleh faktor genetik tergolong kecil, yaitu sekitar 5%-10% dari kasus kanker akibat penyebab kanker lainnya.

Penyakit jantung

Faktor genetik berperan cukup besar dalam munculnya penyakit jantung. Namun, memang ada beberapa faktor yang dapat makin memperbesar risiko terjadinya penyakit ini, seperti pola makan yang tidak sehat, merokok, memiliki berat badan berlebih, menderita kolesterol tinggi, dan jarang berolahraga.

Gangguan mental

Orang yang menderita gangguan mental, seperti depresi, gangguan bipolar, skizofrenia, autisme, ADHD, gangguan cemas, sindrom Down, dan gangguan obsesif kompulsif (OCD) kemungkinan besar memiliki orang tua atau saudara yang juga menderita gangguan serupa.

Meski demikian, gangguan mental ini juga bisa terjadi pada orang tanpa riwayat penyakit serupa di dalam keluarganya. Hal ini diduga karena selain faktor genetik, munculnya gangguan mental juga dipengaruhi oleh faktor lain, seperti stres atau tekanan psikologis yang berat.

Orang-orang yang memiliki riwayat penyakit keturunan dalam keluarga perlu lebih waspada. Walaupun kebanyakan tidak dapat dicegah, namun risikonya dapat kurangi. Oleh karena itu, lakukanlah pemeriksaan kesehatan rutin ke dokter.

Kamu juga dapat melakukan pemeriksaan genetik atau tes DNA sebelum menikah dan merencanakan kehamilan, untuk mendeteksi secara dini kemungkinan adanya penyakit yang bisa mewariskan kepada anak. ***

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *