Balai Bahasa Riau Revitalisasi Tradisi Lisan Gambus Talang Mamak

gambus talang mamak
PENGHARGAAN - Balai Bahasa Provinsi Riau memberikan penghargaan kepada sejumlah pihak dalam kegiatan revitalisasi tradisi lisan gambus di Inhu.

LAMANRIAU.COM , RENGAT – Balai Bahasa Provinsi Riau melakukan revitalisasi tradisi lisan gambus suku Talang Mamak di Kabupaten Indragiri Hulu.

Kegiatan revitalisasi berbasis sekolah. Melibatkan tiga orang pelatih, Pak Tatung, Pak Suwer, dan Pak Mantan dan 10 orang siswa Pondok Pesantren Lemang, setingkat SLTP.

Pak Taktung adalah tokoh masyarakat Melayu Tua yang tinggal di pusat desa dan kawan-kawan adalah maestro gambus yang masih bisa mengajarkan tradisi ini kepada generasi muda Desa Rantaulansat.

Baca : Desa Wisata Rantau Langsat Sajikan 5 Air Terjun dan Wisata Budaya Eksotis

Kegiatan berpusat di Dusun Lemang, Desa Rantalangsat, Kabupaten Inhu, dengan beberapa kali latihan dan tiga kali perekaman. Yakni pada 17 Februari, 6-10 Maret, dan 17 Juni 2021. Puncak acara berupa penampilan atau festival pada Kamis kemarin.

Tradisi lisan gambus berisi syair nasehat dan diringi musik Melayu yang khas. Berupa gambus dan gendang buluh adalah milik masyarakat Talang Mamak dalam kawasan penyangga Taman Nasional Bukit Tiga Puluh.

Kepala Balai Bahasa Riau Muhammad Muis mengatakan pihaknya hanya sebagai pemantik. Kedepan, harapannya program ini bisa berlanjut oleh pemerintah daerah atau provinsi.

Muis berharap, upaya revitalisasi akan bermanfaat bagi masyarakat sehingga tradisi sastra lisan gambus tetap hidup dan dapat terus dilestarikan. “Anak-anak yang tadinya malu dan tidak tertarik dengan gambus, sekarang dengan adanya apresiasi panggung. Maka mereka akan bangga terhadap kekayaan budaya yang mereka miliki,” harap Muis.

Hadir dalam acara tersebut, Kabag Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Inhu, Syafruddin, Camat Batanggansal H Elinaryon, Kepala Balai Taman Nasional Bukit Tiga Puluh, Fifin Jagosara, Kepala Desa Rantaulansat Helmi, Ketua BPD Rantaulangsat Raja Alamsyah.

Camat berharap pewarisan tradisi lisan gambus tidak hanya berbasis sekolah, tetapi juga berbasis masyarakat. “Setelah ini, kami juga masih berharap Balai Bahasa Provinsi Riau juga memperhatikan kelestarian terhadap tradisi lisan lain yang ada pada aliran Batanggansal, seperti tradisi Cicak Inai, yaitu prosesi perkawinan yang hidup dalam masayarakat kami,” kata Elinaryon.

Sedangkan, Syafruddin dalam sambutanya sangat mengapresiasi kegiatan dari Balai Bahasa Provinsi Riau. Kedepan, pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Inhu, akan lebih memberi tempat agar trdisi lisan gambus makin dapat perhatian.

“Kami saat ini juga sedang proses pembuatan buku tentang budaya Inhu, dan akan memasukkan gambus dalam buku tersebut sebagai kekayaan masyarakat Inhu,” kata Syafruddin.

Kepala Balai Taman Nasional Bukit Tiga Puluh (TNBT), Fifin Jagosara juga mengungkapkan kekagumannya atas penampilan siswa yang memainkan musik gambus yang berisi pantun nasehat dengan piawai. (*)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *