Apes bukan Epos : Cik Puan Maharatu

rumah singgah


~ I ~

Cik Puan putri wayang semata
Ibu suri maharani perkasa
Dalang empunya mainan boneka
Dikelilingi ‘rimau singa buaya

“Putriku mesti duduk di singgasana!”

Saat itu bulan purnama. Bunyi pungguk
sudah lama sirna. Deru kereta ‘mbising
di mana-mana. Tetapi suara kekawanan
katak bersuka ria: terasa lebih ‘nggema

Ibu Suri menenggak kopi. Puan Putri asik
‘ngemil kwaci. Made in Tiongkok asli.
Ole-ole dari taipan yang telah ratakan
rimba tambang seantero negeri.

“Kita mesti menerajang lebih dulu!”

Ibu Suri terbayang seekor kijang. Kakinya
panjang. Walaupun perutnya bunting tapi
hebat! Kuat menendang. Seekor beruang
terkangkang. Kijang pun beranak sungsang.

“Kalau boneka itu jatuh lagi biarkan saja
ya, nak? Biarkan saja rusak sampai hancur.
Engkau pula memboneka. Akan bunda
dudukkan di ujung sarung Datuk Bandara.”

~ II ~

Bulan terang. Suara kekatak tetap melantang.

“Kita terus bersiasat seraya bersiap siaga.
Selagi arah angin dapat dijaga. Selagi arus
air laut sungai dapat dibelokkan. Selagi
ombak topan badai dapat dikendalikan!”

Bila Baginda Raja tersungkur, Datuk Bandara
Renta otomatis ketibaan tahta. Kursi Bandara
dilepaskannya harus direbut Puan Putri Juita.
Seluruh pembesar kerajaan mesti menerima.

“Duduk tenang sajalah ‘kau sementara, nak.”

Ibu suri yakin, Datuk Bandara Renta terkikik.
Lebih suka menyaksikan boneka belia menari-
nari di ujung kemban sarungnya dibanding
ikut tarung. Signal kuat tapi baterai sudah low.

Next, boneka belia pula boleh atur paksakan kemenangannya sendiri. Di bawah taburan
rangkaian bunga-bunga kolusi. Di atas
ragam intimidasi perkusi persekusi.

~ III ~

Ibu Suri menghitung reruas jari-jemarinya.

Di depannya Puan Putri terus mengemil kwaci
seraya pula terus bermimpi. “Ditabalkan jadi
Datin Sri Cik Puan Maharatu akan makin ramai
para taipan antrean di muka pintu. Owwuu..!”

Tapi menunggu kenduri pesta rakyat terlalu
lama. Memilih Maharaja Agung banyak
syaratnya. Banyak pula ksatria perkasa ingin
bertarung memburunya. Sukar menangnya.

“Itulah celaka bila boneka panjang kuasanya!’

Ibu suri ‘nerawang. Periode harus dipangkas
bila burung itu tak mau lepas. Kesempatan
bukan saja akan dirampas ksatria. Bahaya lagi raja kecil sudah dipaksa jadi putra mahkota.

Bila tiba juga di batas tenggatnya dan Baginda
Raja paksakan kehendaknya, Ibu Suri siapkan
planing berikutnya. Naik garuda merah! Jadi
penumpang di sebelah kepaknya. Terbang!

~ IV ~

“Biar garuda jadi raja, ‘kau pipit pemanis saja.”

Ini lebih bisa diterima tata adat reraja. Jelas pula penuhi istiadat kenduri pemilihan Bginda Raja Mangganda Sangsara. Sesama alumnus
Manang Maksha. Sah sandiwara malam buta.

Para taipan ketawa. Kiri kanan oke-oke saja.
Siapa pun baginda raja merekalah penguasa.
Sejak zamam sambung rasa Haji Sam Soe
Lebih lagi zamanow, boneka dari tirai bambu.

~ V ~

Ibu Suri terkikik. Cik Puan pun merasa tegelitik

“Konon garuda itu masuk ke kandang lembu
dari dalam maksudnya hendak menyapu.
Ehh..! Orang baik itu malah selalu tertipu.
dari seorang ibu yang lugu. Uuuu..!”

“Kasihan lho, nak. Dua kali haknya diraibkan
paksa. Kesempatan ketiga pasti tak jaya bila
kita pula tak paksakannya.” Yang penting
pipit menang ‘mboncengi garuda.”

~ VI ~

Suara katak berdendang belum juga berhenti

Kopi tinggal dua teguk lagi. Belum tiba
waktunya untuk dihabisi. Walaupun belum
tidur juga lagi, tapi Ibu Suri dan sang putri
sudah bermimpi. Bermahligai Kulit Kwaci.

Kalau garuda menjadi raja
Pipit pendamping bersiaga diri
Baginda pun sudah di usia senja
Pipit pula duduk mengganti

Bulan mengambang. Katak terus berdendang

Ibu Suri tersenyum girang. Yakin menang bertarung sekandang. Bukan sebab kharisma
garuda yang gemilang. Kolam demi kolam
Baginda Raja sudah kering-kerontang.

Garuda akan bawa pipit terbang jauh
Sampai ke puncak pucuk paling tinggi.

“Kalau Baginda Raja nanti tak juga jatuh
Cabut bulu hidungnya sebelah kiri.”

Pekanbaru, 21032020

Baca : Bandar Senapelan

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *