Puisi-puisi Karya Annur Halimah Hakim Malaysia

Keajaiban-Mu

i
Dipeluk rindu-Mu
pada harum kenangan
menanam benih kasih
berbuah cinta
subur menghijau
dedaun keinsafan
berkembang mekar
di pantai seribu harapan
di sini kumeronta
kueja namamu di tengah gelora samudera

ii
dalam rasa penuh makna
pada sentuhan-Mu
kurasa hangatnya bahang cinta-Mu
setiap hari deria resah
memikir keagungan-Mu
kubentang sejadah
sujud di waktu Dhuha
mohon keberkatan-Mu
mohon belas kasihan-Mu
mohon rahmah-Mu

Rumah Puisi Annur
Pulau Pinang, 20 Agustus 2021

Ibu Kasihmu Menyala
Sepanjang Hayat

i
Cahaya Dhuha-Mu malap
diselubungi awan hitam
berarak perlahan
membawa hujan
gerimis membasahi dedaun
pokok-pokok cermai bergoyang-goyang
pawana menggoncang helaian dedaun gugur berserakan
tiupan demi tiupan

ii
terdampar di pantai kenangan
suara eranganmu
suara tangismu
dakapanmu masih terasa bahang api kasih
seorang anak kehilangan ibu
ku tak berdaya melepasi rindu
sarat mengulit mimpi
tersungkur di laman bunda
tertanya-tanya diri

iii
di dapur kayu ibu
sunyi mencengkam
ibu ke mana?
kutunggu-tunggu dalam rinai hujan
bunyi katak bertasbih
musang pulut bernyanyi menikmati ikan sepat
wajah ibu tidak muncul
lupakah aku ibu telah kembali ke Rahmatullah.

Rumah Puisi Annur
Pulau Pinang, 21 Agustus 2021

Rumah Ayah di Hulu
Bergema Suara Rindu

i
Di sini
sawah terbentang
saujana mata memandang
seketika gunungan resah runsing diterbangkan bayu semilir
tenang memercik bahagia
menggelapar telaga sanubari
terkumpul sejuta memori
tercatat di diari usang tersimpan di almari ibu
tersirat seribu rahsia
dari khutub khanah ayah
dari madrasah ibu

ii
di permaidani hijau ini
kuhirup secangkir kopi cap keretapi
pahitnya kutelan
manisnya jelira diingatan
kunikmati sepiring kemili rebus
pesona fatamorgana desa
indah nian meracik kalbu
petani bersatu padu
ringan sama dijinjing
berat sama dipikul
saling berdakapan umpama aur dengan tebing

iii
terasa dekat dalam ingatan
menyatu dalam doa
kini aku sendiri
ayah, ibu, abang, abang
tenang bersemadi di Pulau Abadi
di relung kesepian aku menerus perjalanan
ke satu dermaga
merentas gelora
mencari kubah misteri tersimpan rahsia
mencari mahkota iman
menduduki maqam muqarrabin.

Rumah Puisi Annur
Pulau Pinang, 15 Agustus 2021

Kematian yang Indah di Musim Wabak, Dia Memburu Syahid-Mu

i
Nelayan tua berdiri di pusara
getar naluri menggamit cinta
melihat pusara
tanah masih merah
isteri pulang ke negeri Abadi
mangsa Covid 19 bagai mengerat-ngerat nyawa

ii
perlahan-lahan dihampiri pusara
subuh hening berselimut air mata
perpisahan mati adalah kesakitan paling perih
kesakitan paling pedih
menyelar rasa hiba
membaca mashaf-Mu
di laut nelayan tua berteman rumah api

iii
di pusara berteman sumbu pelita minyak tanah
menjadi satu episod
musim Covid 19 mendidik kalbu
berserah pada Tuhan
segala kepahitan terbungkus dalam kesabaran
Al Fatihah dibaca.

Rumah Puisi Annur
Pulau Pinang, 16 Agustus 2021

Menunggu Fajar Assidik

Laut di waktu Subuh
sunyi ditelan gelombang
alun berteriak
meronta dalam suluhan langit malam
cerah meriang sanubari
menunggu azan berkumandang
menebarkan syukur
melantun tasbih kepada-Mu

Laut di waktu Subuh
seorang ibu di dapur usang
berumah di tepi pantai
menunggu hadirnya Fajar Assidik
mencari rahsia disebalik mimpi
anak tunggal mengharum nama negara
tidak pulang beberapa dasawarsa
ibu jahit mimpi semalam
dari perca yang luka
menjadi selimut kematian.

Rumah Puisi Annur
Pulau Pinang, 16 Agustus 2021

Hujan Rindu Kubasah
Dalam Sendu Tangis Pilu

i
Rintik-rintik hujan di tengah hari
memercik membasahi bumi
ketika kumula jejak pertama
melangkah kaki kanan
menyambung legasi ayah
dalam rakus mencari bekalan
ghairah memburu impian
jejak bertapak kuharungi denai demi denai

ii
tatkala kakiku tergelincir ke lurah terjal
bertatih bangun menggapai reda
aku maklum tiada titik noktah
kehidupan terlalu berliku
terkadang aku lemas didalam takungan air bening
berkaca basah dalam pandangan

iii
meninggalkan laman ayah bunda
seawal remaja
tak terhitung nikmat-Mu
Ya Rabbul lzzati
kusyukuri kembaraku tak bermusim
mengendong kemiskinan ke luar daerah

iv
kubawa misi srikandi Tun Fatimah
memecah ruyung yang disimpan khazanah
anak desa pahlawan di tengah kota batu-bata
aku dikasari, dihina dicaci
tangan kutadah pada langit di tengah hari hujan mengguyur
pemfitnah menghulur salam kemaafan
aku menangis Tuhan beri keinsafan
Tuhan beri keademan.

Rumah Puisi Annur
Pulau Pinang, 15 Agustus 2021

Annur Halimah Hakim, berasal dari Perlis, Malaysia. Lahir 2 Februari 1971. Pendidikan sekolah rendah ditempuhnya di Sekolah Rendah Kebangsaan Padang Besar Selatan, Jalan Kuala Perlis, Perlis. Pendidikan Menengah dienyamnya di Sekolah Menengah Kebangsaan Agama (P) Kangar, juga di Perlis. Sedangkan pendidikan tinggi Annur Halimah mengikuti beberapa jurusan pada universitas setempat. Pernah menjadi wartawan, editor, guru agama, motivator, remisier dan penulis skrip. Sekarang bergabung dengan NGO PERKIM. Ahli Persatuan Penulis Pulau Pinang. Mulai menulis pada tahun 1986. Annur Halimah Hakim sekarang menyimpan puluhan ribu sajak selama 30 tahun menulis. Cerpen dan sajak terbit pada sejumlah surat kabar dan majalah terkemuka. Alamat Facebook annurhalimahhakim.***

Baca : Puisi-Puisi Wisława Szymborska

*** Laman Puisi terbit setiap hari Minggu. Secara bergantian menaikkan puisi terjemahan, puisi kontemporer nusantara, puisi klasik, dan kembali ke puisi kontemporer dunia Melayu. Silakan mengirim puisi pribadi, serta puisi terjemahan dan klasik dengan menuliskan sumbernya ke email: [email protected] [redaksi]

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *