Mimbar  

Memaknai Maulid Nabi Muhammad SAW Dalam Kehidupan

maulid nabi

LAMANRIAU.COM – Pada tanggal 12 Rabiul Awwal dalam kalender Hijriah merupakan hari penting bagi umat Islam seluruh dunia. Karena pada tanggal 12 Rabiul Awwal, Nabi Muhammad SAW lahir ke dunia untuk melanjutkan perjuangan Nabi dan Rasul sebelumnya, sekaligus Nabi terakhir yang turun ke dunia.

Kelahiran Nabi Muhammad ini ini biasa disebut Maulid Nabi. Peringatan Maulid Nabi sendiri sebagai salah satu bukti kecintaan umat Islam kepada Nabi Muhammad SAW. Umat Islam dunia merayakan peringatan Maulid Nabi ini dengan suka cita, begitupun umat Islam Indonesia.

Baca : Mencintai Rasulullah SAW dan Manfaatnya

Maulid Nabi merupakan salah satu hari penting umat Islam di Indonesia. Biasanya, tiap daerah memiliki cara tersendiri untuk memperingati Maulid Nabi ini. Pada hakikatnya, semua tujuan perayaan Maulid Nabi ialah sebagai wujud kegembiraan umat Islam atas lahirnya Nabi Muhammad SAW.

Perayaan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW menurut catatan Ahmad Tsauri dalam Sejarah Maulid Nabi menjelaskan bahwa perayaan Maulid Nabi sudah dilakukan oleh masyarakat Muslim sejak tahun kedua hijriah. Catatan tersebut merujuk pada Nuruddin Ali dalam kitabnya Wafa’ul Wafa bi Akhbar Darul Mustafa.

Dalam Maulid Nabi, tentu sangat banyak makna yang dapat diambil untuk dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya terkait 4 sifat terpuji yang dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW.

Sifat pertama adalah Shiddiq, yang berarti jujur. Sikap ini adalah sebuah sikap yang harus kita miliki, karena kejujuran merupakan sebuah modal utama untuk dapat percaya satu sama lain.

Sifat kedua adalah Amanah, yang berarti dapat dipercaya. Selain memiliki sifat jujur, seseorang harus berusaha agar dirinya dapat dipercaya dalam mengemban suatu tugas. Sifat amanah yang dimaksud adalah melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya dengan penuh tanggung jawab.

Sifat ketiga adalah Tabligh, yang berarti menyampaikan. Seseorang harus dapat menyampaikan amanah yang diberikan kepada orang yang berhak menerima amanah tersebut.

Yang terakhir adalah Fathonah yang berarti cerdas. Cerdas bukan berarti terkait pembelajaran akademik saja, tetapi juga tentang cara seseorang untuk dapat memanfaatkan peluang yang ada di dalam hidupnya, atau terkait mencari solusi yang tepat terhadap sebuah masalah yang sedang dihadapinya.

Selain memaknai sifat yang disebutkan diatas, bershalawat juga merupakan hal penting sebagai wujud cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan bershalawat, seseorang akan mendapatkan berbagai kemuliaan seperti dijanjikan pahala berlipat oleh Allah Swt, diangkat derajatnya, bahkan Allah menjanjikan akan mengumpulkan orang yang gemar bershalawat bersama Nabi Muhammad SAW di surga.

Makna yang tak kalah penting adalah melestarikan ajaran serta misi perjuangan Nabi Muhammad SAW. Rasulullah SAW telah mengerahkan seluruh jiwa raga dan hartanya demi menyampaikan ajaran Allah Swt kepada umatnya. Bahkan Rasulullah SAW juga mewariskan Al-Quran dan sunnah Nabi sebagai pedoman hidup agar terhindar dari kesesatan. (ibo)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *