Mutasi Adat?

Mawar layu kumbang tak hinggap
pucuknya menjuntai tangkainya patah
bahasa diungkai dengan adab
lakon ditata dengan hujah

Mekar melati pertanda gairah
tegak tangkainya pucuknya merekah
selanggam langkah dengan takah
jangan ditukar menjadi tingkah

Mawar melati bunga terindah
baunya wangi sebagai berkah
mutasi adat itulah kisah
sebuah lembaga yang berubah

KONSEP berubah tidak selalu sama dimaknai dengan perubahan. Mengubah, diubah, berubah, perubahan dari kata ubah. Berbagai lembaga dari politik, sosial, ekonomi dan budaya yang telah berubah inilah isu kekinian yang hangat-aktual. Diskusi rutin kami tidak lagi memperdebat-soalkan isunya. Sungguh memang hangat-aktual. Tidak diragukan. Seratus persen lakon-laku (jika ingin disamakan dengan produk) anak negeri. Percaya?!

Menjengah dan Menjenguk kata dasar ubah yang mendapat awal dan akhiran menjadi: perubahan inilah sebuah kepastian. Bukan saja orang-orang arif nan bijak sepakat. Para profesional sama juga sependapat. Yang pasti adalah perubahan. Sabar ya belum titik. Berubah dari hidup ke mati. Makna lainnya yang pasti adalah mati. Begitu kredo orang-orang yang anti “cinta dunia” (hubbud dunya). Sebatas mengingatkan. Boleh?!

Bermula dari ihwal kata perubahan ini yang bukan mengubah wujud, melainkan tempat posisi. Kalau dalam istilah ASN (aparatur sipil negara), ada perpindahan posisi, tugas walaupun masih dalam kantor yang sama. Merujuk KB2I (kamus besar bahasa Indonesia), kata ini dimaknai bersandar beragam sudut pandang (perspektif) penjelasan. [1] Secara administrasi dimaknai sebagai pemindahan pegawai dari satu jabatan ke jabatan lain. [2] Secara biologi dimaknai sebagai perubahan yang terjadi mendadak dalam kromosom. [3] secara kedokteran diartikan sebagai perubahan dalam bentuk, kualitas atau sifat lain. Contohnya gen. Yakni perubahan kimiawi dan fisis suatu gen yang menghasilkan perubahan nyata dari sifat semula.

Beragam makna mutasi memberikan laluan penting sebagai kata kunci (password) penentu. Laluannya bermakna, tentu saja tidak menutup kemungkinan. Dengan bahasa lain, kata mutasi dapat dimaknai terbuka selebar-lebarnya. Konsep mutasi boleh ditambah atau justru berkurang. Begitu pentingnya kata mutasi sesuai perkembangan yang tidak hanya pada konteks pengertian administrasi, biologi dan kedokteran. Perumpamaan virus saja selalu disanding-bandingkan dengan istilah mutasi. Pertanyaannya: bagaimana dengan konsep-kata adat. Apakah terdapat pengecualian?

Sembari mengulas-akhir Jengah Jenguk sambil berkutat-pikir dan merenung-kening ihwal pertanyaan sebelumnya?! Seorang rekan bertanya: “Apakah ada hubungan, berklid-klindan ihwal perkara adat (adat yang direpresentasikan sebagai institusi, misalnya) dengan mutasi? Jawabnya sangat tergantung (di Malaysia bergantung). Maksudnya tergantung berubahnya ke arah mana? Yang pasti arahnya bukan barat, timur, utara atau selatan.

Jadi ke mana? Tergantung yang punya kuasa (yang sedang merasa menguasainya?) Tetap menjadi sebuah lembaga (lembaga yang beradat). Lembaganya adat, tetapi sudah bermetamarfosis? Boleh jadi semacam lembaga sosial, politik atau ekonomi? Boleh juga yang sejalan dengannya?

Yang pasti adalah perubahan. Berubah dari hidup ke mati!?

Wallahualam bissawab. ***

Baca : Pandemi Papers?

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *