Puisi-puisi Karya Penyair Ariya Ermiles

Patuhi Saja

Tampak tak ada

tapi ribuan nyawa menganga

Tampak tak ada tapi gigih menyerang

kapan saja

Masihkah kau congkak

dengan bukti yang nyata

Jaga jarak harus

meski pahit

enggan buang

Pakai masker perlindungan yang aman

pakai dengan senang

Cuci tangan janjikan menang

gamang buang

Musuh belum kalah

ayo serang

Belum layak kita sorak

bebas ke jalan menantang lawan

sementara sadar diri enggan

Kita makhluk tersayang

patuhi saja biar menang

untuk hidup kita yang panjang

(2020)

Merindu

Pandemi ini menusukku

menyiksa waktuku

karena sepi tanpamu

Di mana dirimu

satu tahun yang lalu

sampai pandemi belum berlalu

kau tak menjumpaiku

Sepi ini merampasku

sampai hilang rasaku

kau terlalu

Seperti inikah cintamu

yang kau bilang semanis madu

nyatanya sepahit empedu

Pandemi ini membuatku cemburu

yang lain bulan madu

aku merindu

(2021)

Sayonara

Katanya kita saudara

tapi mengapa hinaanmu tiada tara

padaku yang takut bersuara

Katanya kita saudara

tapi mengapa kau lapor tentara

kita tak setara

Di bawah pohon bidara

aku menahan lara

lukaku yang membara

Inikah yang namanya saudara

janji setia saat datang lara

ternyata lahirkan sengsara

Kau sebatas aksara

yang jauh dari bahtera

pandai pura-pura

namun mesra

Lalu,

pantaskah kita gembira

bila hati spora

Sekarang kita ucap saja sayonara

(2020)

Pelabuhan Terakhir

Ada yang ingin kubuang

di pelabuhan terakhir kita

riak-riak kecil yang sempat terdampar

kulempar selembut mungkin

tapi sulit membawaku ke tepi

: aku tetap mengenang

Di atas mega

kulihat hamparan luas

seolah memberiku anugrah

tapi aku salah

Lalu

aku kembali ke pelabuhan kita

mencari jejakmu

yang kutemukan pecahan luka

Aku terjebak

situasi ini tak terduga

pelabuhan itu bercerita

kau tenggelam bersama dia

bukan isu tapi nyata

Serpihan-serpihan luka

jatuh di pelabuhan kita

desir angin riuh ombak mesra

membisik padaku

: lupakan dia

(2021)

Ariya Ermiles, lahir di Banyuwangi, Jawa Timur. Menjadi pengajar pada SMA Muhammadiyah 2 Genteng. Penulis buku antologi empat sekawan terbit Februari 2021 dengan judul BERDAMAI DENGAN PANDEMI Karya Inspirasi Guru untuk Negeri. ***

Baca : Puisi Karya Jemi Batin Tikal

*** Laman Puisi terbit setiap hari Minggu. Secara bergantian menaikkan puisi terjemahan, puisi kontemporer nusantara, puisi klasik, dan kembali ke puisi kontemporer dunia Melayu. Silakan mengirim puisi pribadi, serta puisi terjemahan dan klasik dengan menuliskan sumbernya ke email: [email protected] [redaksi]

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *