Malaysia Berminat Investasi ke Ibukota Baru Indonesia

LAMANRIAU.COM, JAKARTA – Pembangunan ibukota negara Indonesia yang baru di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, menarik minat Malaysia untuk berinvestasi dalam sektor pembangunan wilayah tersebut.

Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob menyebut, pihaknya meminta agar pembangunan ibukota negara baru Indonesia tersebut, turut melibatkan para investor Malaysia.

“Saya meminta kepada pak Jokowi supaya juga memberi ruang kepada players daripada Malaysia untuk terlibat untuk pembangunan Kalimantan. Terutamanya melibatkan bandar-bandar bersempadan yang bordering Malaysia dan Indonesia,” ungkap Perdana Menteri Ismail di Jakarta, Rabu 10 November 2021.

Menurut Ismail, keinginan Malaysia itu bahkan telah disampaikan dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Joko Widodo Rabu pagi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Menurut Perdana Menteri Ismail, letak pulau Kalimantan secara geografis berdekatan dengan sejumlah negara bagian Malaysia, akan membuat kerjasama investasi berjalan efektif.

“Kalimantan berada seberang Malaysia yaitu Sarawak dan kita meminta supaya peluang diberikan kepada usahawan kami untuk membuat pelaboran dan membantu dari segi pembangunan Kalimantan,” terang Islmail lagi.

Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia bidang Hubungan Luar Negeri, Shinta Kamdani, menawarkan sejumlah proyek investasi strategis kepada Malaysia dalam pertemuan bersama Perdana Menteri Ismail.

Shinta menyebutkan, sembari menunggu disahkannya regulasi terkait keterlibatan investasi asing di ibukota negara baru, investor Malaysia bisa menanamkan modal dalam sektor infrastruktur maupun non infrastruktur.

“Seperti proyek pembangkit listrik, jalan, kereta api hingga sektor ekonomi digital termasuk perbankan digital, fintech, e-commerce, dan infrastruktur yang memungkinkan,” ujar Shinta.

Selain berbicara mengenai ketertarikan menanamkan modal pada proyek pembangunan di ibu kota negara baru, dalam kunjungan kenegaraannya pertama ke Indonesia, Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob juga mencapai kesepakatan untuk penerapan pengaturan koridor perjalanan (TCA) dalam pertemuan bilateral bersama Presiden Joko Widodo.

Kedua pemimpin negara turut membahas mengenai perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI), batas negara, serta situasi kawasan seperti kondisi Myanmar dan Laut China Selatan. (rri)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *