Penyair dan Artis Tampil Semarak, Dondang Dongeng Puisi Laman Wak Atan

Andrigo dengan suara merdunya dalam kegiatan Dondang Dongeng Puisi 2021.

LAMANRIAU.COM, PEKANBARUDondang Dongeng Puisi 2021 berlangsung meriah, selain para penyair, guru, murid dan wali murid baca puisi dan dongeng, kehadiran Andrigo, artis ibu asal Riau tambah menyemarakkan suasana di gedung MTs Dar el Fathrizk, Taman Karya Laman Wak Atan, Pekanbaru.

Andrigo, turut berempati untuk merayakan pemakaian gedung baru dan membesarkan MTs Dar el Fathrizk, sebagai lanjutan dari TK Melayu Islam Fathrizk Kids dan SD Melayu Islam Terpadu (MIT) Fathrizk. Artis nasional asal Igal Mandah Indragiri Hilir ini membawakan sebuah lagu rileginya, Allahu Akbar.

Alhamdulillah, sekarang dapat berkolaborasi dengan para penyair Riau, yang sebagian besar namanya sudah saya kenal sejak kuliah di Pekanbaru dulu,” kata Andrigo sesaat sebelum menyanyi dalam acara yang disiratjalinkan Laman Wak Atan, Reraja Penyair dengan EO Danish Pro.

Aina Masleka tampil bersama boneka Dudung

Aina Maslekha, sang ratu dongeng, yang biasanya tampil membawa cerita rakyat, kemarin tampil malah karya prosa liris. Ikut baca puisi panjang penuh renungan. Tentang Air, Burung dan Nenek Moyang karya Imam Soleh. Aina tampil meriwayatkan perjalanan kata dan tujuan perginya kalimat dan alinea bersama bonekanya, si Dudung.

“Waktu tiada berkurang. Sedetik yang lalu masa lalu. Sedetik di depan siapa tahu.”

“Ranbare rana…!”

“Burung di angkasa yang payah ditaklukkan, apatah itu?”

Ilmu. Ilmu, sahut si Dudung.

“Apa yang mengalir menghilangkan dahaga, dapat menghidupkan sekaligus mematikan?

Kata. Kata, sahut si Dudung.

Kata, kalimat dan alinea itu pula yang sejak awal lahirnya penyair menjadi pakaian, titian, pondasi, dan bangunan penyair. Maka, para penyair pun seperti kesima, fokus menyimak Aina dan pesan-pesan bijak yang lepas dari mulut petah boneka Aina.

Penyair Husnu Abadi juga memberikan suguhan puisi yang mmikat para siswa MTs Dar el Fatrizk

Penyair senior Husnu Abadi tampil dengan mengajak para santri MTs Dar el Fathrizk, yang sebagian besar putri, diajak ikut menggemakan zikir dan sholawat dari puisinya yang berisi pesan dan petuah-petuah pujangga. Sulong A’zam Shuhuf, penyair penggagas Riau Istimewa, tampil dengan bersahaja namun tetap  menyentuh dalam diiringi gesekan biola Budi Violin. Begitu juga H Griven H Putra. Kali ikut bersahaja tampil bersama putranya.

Herman Rante dan TM Sum tampil menghentak dan menyentak. Herman melaungkan ghirah Islami. TM Sum masih dalam gelora semangat Hari Pahlawan. Begitu pula Muchid Albintani. Lantang dan menggaung. Masing-masing diiringi biola Budi Violin dan gitar akustik TM Fauzi, yang kemudian juga tampil menyentak dengan semangat muda.

Herman Rante membuat penampilan dengan iringan violin dari Budi.

Selain penyair Husnu Abadi, Griven H Putera, Sulong A’zam Shuhuf, Herman Rante, Muchid Albintani, TM Sum, TM Fauzi, Mosthamir Thalib ~ pimpinan Taman Karya Laman Wak Atan, bersama ratu dongeng Aina Maleskha yang dipandu Raja Ira Badarputri ini tampil juga Presiden Orang Laut Sedunia Haryono bersama grup vokalnya menyanyikan lagu puisi Orang Laut Indragiri serta Zahirman Thalib, pembina Yayasan Taman Karya Riau, dengan Islami Ebiet G Ade.

Guru dan wali murid Fathrizk yang tampil Tilawati dan Monalisa. M Iqbal Kurniawan, murid SD MIT Fathrizk, membukanya lebih dulu dengan puisi Ngiau Ampau.***

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *