Tokoh  

Bicara di RRI, Abdul Wahid: Kita Pastikan Riau Dapat PI 10% Blok Rokan

LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Anggota DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) daerah pemilihan Riau, Abdul Wahid menjadi bintang tamu di kelas Inspirasi Pro 2 Pekanbaru RRI, Selasa 7 Desember 2021.

Kepada RRI Abdul Wahid bercerita bagaimana kehidupan masa kecil hingga menjadi wakil rakyat seperti saat ini.

“Sejak kecil sebenarnya memiliki cita-cita ingin menjadi Guru. Tidak pernah dahulu terpikir bagi saya untuk menjadi anggota DPRD apalagi DPR seperti sekarang ini,” ujar Abdul Wahid mengutip video Live Youtube RRI Pro 2 Pekanbaru.

“Saya sebenarnya dari kampung ya. Nama kampung saya itu Sungai Simbar kecamatan Kateman tetapi lahir di Belaras kecamatan Mandah, Indragiri Hilir. Sebenarnya tidak pernah terinspirasi bahwa bisa menjadi anggota DPR. Ya, namanya orang kampung itu akses terbatas,” ujarnya bercerita.

“Sekolah Dasar di Simbar, MTS nya di Simbar, SMA Aliyah Bukit Tinggi. Ketika sekolah di Bukit Tinggi ini berteman. Berteman bukan hanya dengan teman SMA tetapi dengan anak-anak kuliah yang datang dari Inhil, Pekanbaru dan Bukit Tinggi. Bergaul seperti orang kebanyakan. Nah, ketika itu mulai tertarik dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan mulai mengenal beberapa organisasi kemahasiswaan,” ungkap Abdul Wahid bercerita masa sekolah.

“Ketika masuk kuliah sudah bisa beradaptasi dengan dunia kampus ketika itu. Ketika kuliah masuk organisasi HMI dan bergaul di HMI. Cita-cita saya dulu ingin jadi guru saja. Jadi, sederhana saja. Maka, pada waktu kuliah itu memilih jurusan agama,” tuturnya.

Di organisasi itu Bagi Wahid, kita kan dididik menjadi seorang pemimpin. Jadi, begitu kita dididik jadi pemimpin tentu terinspirasi bagi kita untuk jadi pemimpin. Organisasi itu juga menempa basic kita untuk menjadi pemimpin.

“Maka itu saya merasakan bahwa itu penting bagi kehidupan yang sekarang saya jalani,” ujarnya.

Pada waktu aktif di HMI diterangkan Wahid, saya berorganisasi di HMI ketika itu sering demo. Saya kenallah beberapa politisi. Salah satu politisinya yaitu Lukman Edy dan mengajak untuk bergabung di partai politik. Sebenarnya saya ini lebih cenderung di dunia usaha. Ketika itu menjadi kontraktor.

“Tetapi Bapak Lukman Edy mengajak gabung di Partai akhirnya ikut partai dan mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Riau. Usia pada waktu itu terpilih menjadi anggota DPRD Provinsi ketika itu 29 tahun. Cukup muda dalam kondisi ketika itu. Dan mulai saya memahami bahwa kebijakan daerah, politik daerah dan kebijakan lain sehingga 2 periode jadi anggota dewan provinsi ketika itu mulai jenuh kalau saya hanya DPRD Provinsi mungkin terlalu sedikit berbuat,” terangnya.

“Maka itu saya ke DPR RI. Karena di DPR RI ini semua kebijakan negara termasuk daerah digodok dan dibuat disini,” ujar Wahid.

“Kemudian pada Pemilu 2019 kemarin mencalonkan diri untuk DPR RI, Alhamdulillah dipercaya oleh masyarakat terpilih sebagai anggota DPR. Ia merasa semua cita-cita itu memang harus diusahakan dan sungguh-sungguh sehingga di DPR RI lalu kampanye ke daerah-daerah menyapa masyarakat memberikan penjelasan dan akhirnya terpilih sebagai anggota DPR RI,” ungkapnya.

Kontribusi Sebagai Wakil Rakyat

Waktu di DPRD Riau itu Wahid bercerita, ada sebuah kampung dan beberapa desa yang belum punya akses jalan sama sekali artinya belum ada akses jalan. Ketika menjadi anggota dewan provinsi saya bikin akses jalan meskipun masih dalam bentuk galian setempat dan sekarang ini masyarakat sudah bisa dari desa ke kecamatan lewat akses darat.

“Dulu semua pakai akses laut. kalau di DPR ini ingin membuat terobosan-terobosan baru. di DPR RI memang memilih di Komisi VII. Dipilih karena ada isu yang paling penting di Riau itu adalah isu soal Migas mengenai peralihan Blok Rokan. Ia menyebut, ingin mengawal peralihan blok rokan itu. betul-betul peralihannya itu smooth dari Chevron ke Pertamina,” sebutnya.

“Alhamdulillah kita kawal terus peralihan ini dan termasuk tanggung jawab yang ditekankan itu adalah tanggung jawab terhadap lingkungan yang harus dilaksanakan oleh Chevron,” ujar Wahid.

“Alhamdulillah pemulihan lingkungan dari Chevron itu menaruh uang sekitar 267 juta Dolar sekitar 4 atau 5 Triliun untuk pemulihan lingkungannya. Itu sebuah komitmen bahwa kita harus betul-betul berjuang untuk daerah. Termasuk memastikan bahwa PI 10 persen itu terlaksana di Riau. Itu yang diperjuangkan di DPR RI,” katanya.

UU Pondok Pesantren

Mengenai undang undang pondok pesantren (Ponpes) Abdul Wahid mengatakan, itu termasuk penting karena saya tahu persis bahwa agama sebagai benteng sebuah peradaban terutama di Indonesia tidak terlepas dari Pondok Pesantren.

“Selama ini Ponpes ini terlupakan oleh negara. Kita juga ingin negara juga hadir dalam merespons baik itu dari sisi mutu dan fasilitas. Maka lahirlah UU Pondok Pesantren ini,” pungkasnya. (*)

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *