Alumni IPDKK

Jalaluddin As-Suyuti

IPDKK (Ikatan Pelajar Daarun Nahdhah Kampar Kiri Kampar Kanan) merupakan organisasi pelajar yang didirikan beberapa santri Pondok Pesantren Daarun Nahdhah Thawalib Bangkinang (PPDNTB) yang berasal dari daerah yang terdapat di pinggir sungai Kampar bagian hilir pada tahun 1976. Di antara tokoh pendiri organisasi ini adalah H Burhanuddin Jaib (Alm) dari Kuala Terusan dan Hj Hasniati dari Langgam serta beberapa orang lainnya. Menurut keterangan Hj Hasniati, organisasi ini didirikan untuk mengikat rasa kebersamaan, rasa senasib sepenanggungan di antara santri dan santriwati yang jauh dari kampung halaman. Untuk berbagi suka dan duka karena berpisah jauh dari orang tua dan sanak keluarga. Maka santri yang berasal dari Hilir Sungai Kampar (Kiri dan Kanan) pun bernaung di bawah organisasi ini.

Menurut H Amran JS yang salah-seorang sesepuh IPDKK, bahwa pada tahap selanjutnya yang menjadi anggota organisasi ini merupakan santri yang berasal dari daerah yang dimulai dari Kualu, kampung di hulu Teratak Buluh hingga sampai ke Muara Sako Kecamatan Langgam (Pertemuan sungai Kampar Kanan dan Kampar Kiri), terus sampai ke Kuala Kampar atau Selat Malaka. Sedangkan dari Wilayah Kampar Kiri, dimulai dari Tanjung Kedoang/Tanjung Karang hingga ke Muara Sako (Pertemuan sungai Kampar Kiri dan Kampar Kanan), berlanjut hingga sampai ke Kuala Kampar/ Selat Malaka. Bahkan anggota organisasi ini ada yang berasal dari Sumatera Barat, yaitu wilayah yang berbatasan dengan Kampar Kiri karena hulu sungai ini menjadi bagian dari Sumatera Barat.
 
Selain dari daerah itu juga bergabung para santri yang berasal dari daerah di wilayah Sungai Kuantan sekarang menjadi bagian dari Kabupaten Kuantan Singingi karena saat itu jumlah santri dari wilayah itu belum banyak. Bahkan sebagian santri dari wilayah Pekanbaru sekitar pada awalnya tergabung dalam organisasi ini. Namun kemudian dari Pekanbaru sekitarnya membuat organisasi sendiri. Mereka berpisah dari IPDKK.

Oleh karena berasal dari daerah-daerah yang saat itu terasa jauh dari Bangkinang (Ibu kota Kabupaten Kampar) maka para santri pun sepakat mencari ibu angkat. Tentu saja sebagian mereka mafhum dengan petuah Melayu lama, “Kalau anak pergi ke lepau, hiu beli belanak beli, ikan sembilang beli dahulu. Kalau anak pergi merantau, ibu cari, dunsanak cari, induk semang cari dahulu.” Maka dipilihlah rumah  Ibu Sariah yang terletak di pinggir sungai Kampar di Kampung Godang, Bangkinang. Lokasi rumah Mak Sariah (Almh) ini tidak begitu jauh dari PPDNTB.

Rumah Umak Persatuan, demikian para santri memanggilnya itu menjadi sekretariat sekaligus penginapan bagi para wali santri yang jauh sebelum mereka pulang ke kampung masing-masing, setelah mengantar anak mereka ke PPDNTB. Selain itu, rumah ini juga menjadi ajang dan tempat silaturahim untuk lebih mengakrabkan diri bagi para santri dan santriwati IPDKK saat hari libur (Rabu), yaitu hari libur PPDNTB.

Beberapa kegiatan IPDKK dahulunya, di antaranya seperti Safari Dakwah Maulid Nabi Muhammad Saw dan Safari Dakwah Isra Mikraj yang dilaksanakan pada salah-satu desa dalam tiga wilayah tersebut di atas. Para santri beramai-ramai mengikuti kegiatan itu dengan penuh suka-cita dan kegembiraan, melalui bimbingan salah-seorang Buya atau atau guru PPDNTB.

IPDKK terus berkembang. Para santri yang pernah bernaung dalam organisasi santri ini, baik mereka tamat di PPDNTB maupun tidak,  terus semakin banyak. Seiring itu, mereka pun tidak sedikit menjadi tokoh masyarakat, menjadi intelektual di berbagai tempat. Menyiarkan dan mendakwahkan Islam ke tengah masyarakat. Bahkan menjadi kepala daerah, baik jadi kepala desa sampai menjadi bupati.

Pada 18 Desember 2021 yang lalu, para alumni  IPDKK lintas angkatan bertemu di Aula Rumah Dinas Bupati Pelalawan. Ratusan anggota kembali bertemu. Rasa haru dan bahagia kembali menyeruak karena dapat berkumpul lagi setelah berpisah sekian tahun. Dipilihnya kabupaten Pelalawan sebagai tuan rumah temu silaturahim perdana ini disebabkan daerah ini yang menyanggupi dan memfasilitasi kegiatan bermakna tersebut. Selain itu, bupatinya merupakan alumnus IPDKK.

Pada kesempatan itu H Zukri, Bupati Pelalawan menyampaikan beberapa hal. di antaranya, “Kegiatan ini tidak punya tendensi apa-apa. Ketemu saja sudah syukur. Yang paling penting bagi saya, bisa mempertemukan orang yang sudah lama tidak ketemu. Dan mempertemukan orang-orang yang sejak dulunya tidak saling kenal. Ini benar-benar menjadi tempat silaturahmi bagi kita semua, dan akan jauh lebih beruntung lagi jika silaturahmi ini membawa keberuntungan bagi kita atau anfa’uhum li al-nas,” ujarnya.

“Terima kasih semuanya karena telah bisa bersilaturahmi dengan kita semua. Mudah-mudahan kita bisa saling bantu membantu di sisa-sisa perjalanan hidup kita. Dan hidup kita bisa bermanfaat bagi orang banyak. Saya yakin perkumpulan kita hari ini akan membawa manfaat bagi orang banyak,” lanjut H Zukri.

Setelah melakukan musyawarah secara hangat dan alot, secara aklamasi para alumni IPDKK pun sepakat memilih pengurus untuk periode tiga tahun ke depan. Secara aklamasi, terpilih pengurus inti, yaitu Griven H. Putera (Ketua), Akhtar (Wakil Ketua), Heriyanto (Sekretaris) dan Khadijah (Bendahara).

Ke depan, pengurus akan melakukan berbagai program kegiatan di antaranya, seperti menjalin dan mempererat silaturahim di antara alumni yang sekian lama terputus, saling bantu dan peduli sesama alumni dan masyarakat yang memerlukan bantuan, serta memberi masukan atau sumbang saran, terutama bidang pembangunan keagamaan kepada almamater (Pondok Pesantren Daarun Nahdhah Thawalib Bangkinang) dan pemerintah, terutama pemerintah di wilayah tiga daerah basis IPDKK, yaitu Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Kampar, dan Kabupaten Kuantan Singingi. Untuk itu, sejatinya pemerintah kabupaten di tiga wilayah ini ikut melindungi dan membantu, men-supporting setiap program kerja organisasi Alumni IPDKK tersebut.

Maju dan jayalah selalu PP Daarun Nahdhah. Bahagialah dan tersenyumlah selalu alumni IPDKK. Sejahteralah masyarakat Pelalawan, Kampar, Kuantan Singingi dan masyarakat Riau umumnya di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta. ***

Baca : Kerukunan Riau

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *