Puisi-Puisi Karya Faris Al Faisal

KOLASE KITA

Mulanya kita adalah potongan kecil dunia
Nebula bagi jagat angkasa raya
Pertemuan menyusun rasi dan zodiak
Komposisi artistik suatu zat

Sehari-hari tangan merunut
Serpih kenangan, ingatan, dan kerinduan
Di ruang yang kaukatakan kamar
Sebuah lukisan tampak di sana

Dalam sebuah kolase
Kita adalah kumpulan kisah dari naskah suatu karya
Sehimpun cerita pada bunga rampai
Satu bagian dari bagian lainnya tak terpisah

Indramayu, 2019

 

SEBUAH MOSAIK

Mereka berkata pada kita
Jadilah sebuah mosaik
Kepingan waktu pada dinding kaldera
Melukis batu-batu dengan kesabaran

Mereka ingin melihat bahagia
Daundaun yang menempel pada ranting
Dahan-dahan menuju batang
Ke akar-akar tempat cinta itu ditanam

Semua adalah bagian dari kita
Keluarga bumi dan langit
Susunan tata surya yang berputar bersama
Dalam keliling bingkai hati

Mosaik kita
Bagai atap-atap daun rumbia
Tersusun diikat tali akar
Menjaga cinta dan lainnya

Indramayu, 2019

 

ABAKUS DAN PIRAMIDA

Mari menyusun hari, Sayang
Sepotong demi sepotong seperti abakus
Batu-batu piramida

Kematian tentu akan tiba
Tapi kehidupan sudah pasti

Kita mungkin adalah kumpulan puisi
Tapi kata-kata di sana tak cukup mengubah dunia
Butuh sebuah tekad untuk menjadi semut
Mengumpulkan kekuatan dan kesabaran
Dalam susunan dukacita

Indramayu, 2019

 

PUISI KERAMIK

Setiap hati yang kosong menjadi milik keramik
Lapis warna untuk menutupi luka tercabik
Mengkilat setiap kali menerima sapuan tangan

Beberapa persegi tetap menjadi injakan
Jalan bagi air mata yang hendak mengalir
Dingin dengan embun kesedihan di sana

Diam-diam retak menggaris di gurat permukaan
Gemetar motif di antara nat yang terisi debu
Wajah yang hilang dan senyum yang pudar

Seluruh ruang mengajarku untuk mengejar cahaya
Menapaki tangga yang dipasangi ubin kecil
Dari jendela kamar kulihat puisi masuk jatuh di keramik

Indramayu, 2019

 

BUNGA OPIUM

Tangkai panjangnya hanya ada satu bunga
Dialah kemegahan pegunungan subtropis

Mahkota putih, ungu, dengan pangkal merah cerah
Kelak akan menghiasi jemari dan cintamu

Dari buahnya yang mengeluarkan getah poppy
Serbuknya adalah racun
Bagai duri bagi tangkai mawar

Tak ada kekhawatiran sebenarnya
Di sana keserasian dicipta

Indramayu, 2019

——————————
Faris Al Faisal lahir dan berdikari d(ar)i Indramayu, Jawa Barat, Indonesia. Bergiat di Komite Sastra, Dewan Kesenian Indramayu (DKI) dan Lembaga Kebudayaan Indramayu (LKI). Namanya masuk buku “Apa dan Siapa Penyair Indonesia” Yayasan Hari Puisi. Pada “World Poetry Day March 21” menuntaskan 1 Jam Baca Puisi Dunia di Gedung Kesenian Mama Soegra Dewan Kesenian Indramayu (2021). Puisinya mendapat Hadiah Penghargaan dalam Sayembara Menulis Puisi Islam ASEAN Sempena Mahrajan Persuratan dan Kesenian Islam Nusantara ke-9 Tahun 2020 di Membakut, Sabah, Malaysia, Juara 1 Lomba Cipta Puisi Anugerah RD. Dewi Sartika dan mendapat Piala bergilir Anugerah RD. Dewi Sartika, Bandung (2019), mendapatkan juga Anugerah “Puisi Umum Terbaik” Disparbud DKI 2019 dalam Perayaan 7 Tahun Hari Puisi Indonesia Yayasan Hari Puisi, dan pernah Juara 1 Lomba Cipta Puisi Kategori Umum Tingkat Asia Tenggara Pekan Bahasa dan Sastra 2018 Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Tersiar pula puisi-puisinya di surat kabar Indonesia dan Malaysia. Buku puisi keduanya “Dari Lubuk Cimanuk ke Muara Kerinduan ke Laut Impian” penerbit Rumah Pustaka (2018). Email [email protected], Facebook www.facebook.com/faris.alfaisal.3, Twitter @lfaisal_faris, IG @ffarisalffaisal, dan SMS/WA 0811-2007-934. []

Baca : Puisi Karya Muhammad Lutfi – Kopi Lelet

*** Laman Puisi terbit setiap hari Minggu. Secara bergantian menaikkan puisi terjemahan, puisi kontemporer nusantara, puisi klasik, dan kembali ke puisi kontemporer dunia Melayu. Silakan mengirim puisi pribadi, serta puisi terjemahan dan klasik dengan menuliskan sumbernya ke email: [email protected] [redaksi]

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *