Jihad Kuliah

Kesehatan Bumi

ALHAMDULILLAH; nampak-nampaknya orang dah tak hirau sangat dengan hal pandemi yang liat ini. “Makin dipikir, makin tambah stress”, kata kawan hamba di seberang.

Hamba pun agak ngeri-ngeri sedap juga sebetulnya memberi kuliah tatap muka mulai Senin 14 Februari lusa.

Soal kuliah ni macam kita nak pergi ke suatu tempat juga. Agar bisa tiba di tempat itu, mesti lah kita berangkat dengan semangat penuh. Kadang dah berangkat pun belum tentu pula bisa sampai. Apatah lagi kalau tak berangkat-berangkat dan lemah semangat sepanjang jalan.

Tak sedikit juga hamba tengok mahasiswa yang kuliah ini macam tak tentu arah saja. Tengok orang kuliah, dia nak kuliah juga.

Mahasiswa yang masih tak tentu arah kuliahnya, mesti menginsyafi persaingan di dunia kerja dan kehidupan yang semakin ketat dan kompleks.

Tanggung jawab mahasiswa adalah belajar dengan hasrat penuh membara.

Membangun nilai tambah bagi meningkatkan daya saing bangsa. Itulah cara menempah diri menjadi Aset. Kurang dari itu, siap-siaplah menjadi Keset.

Tak ada kemajuan dalam kuliah atau apa pun tanpa disiplin. Kehidupan tidak akan pernah menjadi luar biasa tanpa fokus, dedikasi, dan disiplin.

Kalau tak punya keunggulan, macam mana boleh bersaing. Keunggulan suatu negara bersaing sangat ditentukan oleh kehandalan manusianya.

Kalau daya saing tinggi, kita bisa menyepak dunia. Kalau daya saing rendah, dunia yang akan menyepak kita.

Kalau nilai tambah tinggi, uang akan mendekat. Kalau nilai kurang yang berlebih, uang akan menjauh.

Mahasiswa yang tak tentu arah adalah mereka yang biasanya tak disiplin. Mahasiswa disiplin tau pasti arah yang hendak dibidik selama kuliah.

Persoalannya adalah mengubah kebiasaan tak disiplin menjadi disiplin jutru butuh disiplin. Ini yang pelik, meski dapat diupayakan, asal kita mau.

Sudah sering hamba tulis dan cakap bahwa perkara disiplin itu bukan masalah keturunan (genetil). Tapi perkara kebiasaan.

Disiplin bisa didapatkan melalui latihan intensif semasa kuliah, bukan berleha-leha tak tentu arah atau sekehendak hati perut.

Budaya disiplin bisa melahirkan mahasiswa yang hebat yang akhirnya membuat universitas dan bahkan negara kita menjelma menjadi universitas/negara yang kuat.

Selain disiplin, penghambat kemajuan mahasiswa yang tak tentu arah ini sebetulnya bukanlah karena keterbatasan sumberdaya, tetapi lebih karena lemahnya keyakinan serta tumpulnya daya juang.

Semangat belajar golongan mahasiswa yang tak tentu arah sesungguhnya dapat diletupkan oleh kesadaran dan keinsyafan mahasiswa itu sendiri dengan cara mengobarkan semangat jihad kuliah.

Semangat jihad kuliah akan mampu meningkatkan daya juang menggapai impian masing-masing. Disiplin yang terus dipupuk akan menempa diri menjadi Mahasiswa Ulet.

Ulet bukan sekedar sabar, pasif, apatis, pasrah, dan bertahan. Ulet adalah tekad yang mengandung sikap antusias, gigih, tegar, proaktif, dan pantang menyerah!

Kurang dari itu, golongan mahasiswa yang tak tentu arah ini niscaya akan bermetamorfosis menjadi “Mahasiswa Ulat”.

Aristoteles (384 SM – 322 SM) sudah mengingatkan bahwa “Pada awalnya kita membentuk kebiasaan, lama kelamaan kebiasaan itu sendiri yang membentuk kita dan menjadikan kita unggul”.

Apa Maciam…? ***

Baca : Setengah Hati

#Kolom09

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *