LAMANRIAU.COM, BENGKALIS – Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkalis melalui Bidang Pembinaan SD menggelar kegiatan Pelatihan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) untuk Kepala SD dan Pengawas SD. Kegiatan ini merupakan penggelaran atau pemaparan (roll out) dan kerja sama dengan Program Pintar Tanoto.
Kepala Dinas Pendidikan Bengkalis, Hj. Kholijah, S.Pd.I. menjelaskan bahwa lembaganya telah melakukan perjanjian kerja sama (Memorandum of Understanding) dengan Yayasan Tanoto (Tanoto Foundation) sejak 2018. Kerja sama ini bertujuan untuk memajukan dunia pendidikan di wilayah Kabupaten Bengkalis, khususnya pengembangan inovasi, kualitas pembelajaran, dan penerapan praktik baik (best practice). Program ini dikembangkan ke sekolah mitra sebanyak 16 SD, 3 MI, 6 SMP, dan 2 MTs di Kecamatan Bantan dan Kecamatan Bengkalis.
“Masih banyak sekolah yang belum mendapat kesempatan desiminasi kegiatan ini. Kedepan, ini merupakan suatu tugas kami,” tambahnya.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas ketika memberikan sambutan pada kegiatan pelatihan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) untuk Kepala Sekolah dan Pengawas di Bengkalis, Kamis 17 Maret 2022.
Baca : Disdik Bengkalis Angkat Kearifan Lokal dalam Soal Ujian Sekolah
Kegiatan ini dihadiri Kabid Pembinaan SD, Samsurizal, S.Pd.I., Kasi Sarana dan Prasarana Bidang SD, Dirhamsyah, Kasi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter Bidang SD, Deny Oktarina, Kasi Bidang Ketenagaan SMP, Kasubag Umum Idrus, M.Pd., dan Kasi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter Bidang SMP, Musa Ismail, M.Pd.
Sasaran kerja sama ini adalah pengembangan dan pendampingan yang dilakukan kepada sekolah dan pengawas sebagai tenaga kependidikan serta guru sebagai tenaga pendidik. Kepada kepala sekolah dan pengawas akan diberikan pendampingan tentang MBS. Kepada guru akan diberikan pendampingan tentang penerapan pembelajaran aktif.
Peserta kegiatan ini berasal dari Kecamatan Mandau dan Bathin Solapan. Kholijah mengatakan, dalam UU Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa standar pelayanan minimal dilaksanakan dengan prinsip MBS. MBS ini merupakan bentuk otonomi manajemen bagi satuan pendidikan dalam mengelola pendidikan.
“MBS merupakan model yang memberikan hak otonomi lebih besar kepada satuan pendidikan. Hak ini berkaitan dengan keputusan dan partisipasi yang melibatkan semua unsur sekolah. Sekolah memiliki kewenangan yang lebih dalam mengelola sekolah apalagi jika ini kita kaitkan dengan Program Merdeka Belajar. Pengawas dan kepala sekolah harus memiliki pengetahuan dan keterampilan tentang administrasi pendidikan,” jelas mantan Kadisnaker Kabupaten Bengkalis itu.
Sementara itu, Kabid Pembinaan SD, Samsurizal dalam laporannya mengatakan bahwa pendidikan bukan hanya merupakan pilar terpenting dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun, pendidikan pun menjadi syarat mutlak untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan. Kehadiran Program Pintar yang digagas oleh Yayasan Tanoto berupaya mewujudkan profesionalitas kepada kepala sekolah, pengawas, dan pendidik. Kegiatan ini merupakan lanjutan kegiatan Training of Trainers Fasilitator Daerah MBS jenjang SD yang sudah dilaksanakan pada tahun sebelumnya.
Tujuan kegiatan pelatihan ini adalah memberikan kesempatan kepada fasilitator daerah (fasda) jenjang SD yang dipilih dari Kecamatan Mandau dan Bathin Solapan, memberikan informasi dan pengetahuan kepada kepala sekolah satu gugus tentang Program Pintar Tanoto, dan mendesiminasikan praktik baik kepada sekolah binaan dalam satu gugus.
Sementara itu, hasil yang ingin dicapai dari kegiatan ini, yaitu memahami dan mengetahui konsep MBS, mempraktikkan penerapan MBS, memfasilitasi sekolah binaan, dan menyusun program sekolah bersama komite sekolah secara komprehensif.
“Melalui kegiatan ini, kita berharap dunia pendidikan di Kabupaten Bengkalis semakin bermutu,” harapnya. (mis)
