Mimbar  

Sya’ban, Bulan Istimewa yang Sering Dilalaikan

LAMANRIAU.COM – Sya’ban merupakan salah satu bulan dalam Islam yang disebut bulan Hijriah. Dalam urutannya, Sya’ban menempati posisi ke-8 tepatnya setelah bulan Rajab. Dalam Islam sendiri, bulan Sya’ban itu menjadi satu antara banyak bulan yang istimewa.

Berbicara soal keistimewaan bulan Sya’ban, sejarah meriwayatkan terdapat beberapa keutamaan yang penting untuk diketahui umat Islam. Apa saja keutamaan bulan Sya’ban?

Baca : Meraih Lima Hikmah di Balik Sakit

Pada satu riwayat Usamah bin Zaid yang merupakan putra angkat Rasulullah pernah terheran-heran dengan amalan yang dilakukan oleh nabi selama Bulan Sya’ban. Dan ia pun memberanikan diri untuk bertanya, “Wahai Rasulullah, aku belum pernah melihat engkau berpuasa dalam satu bulan sebagaimana engkau berpuasa di Bulan Sya’ban”.

Menjawab pertanyaan Usamah bin Zaid, Rasulullah bersabda, “Ini adalah bulan yang sering dilalaikan banyak orang, bulan antara Rajab dan Ramadhan. Ini adalah bulan di mana amal-amal diangkat menuju Rab semesta alam. Dan saya ingin ketika amal saya diangkat, saya dalam kondisi berpuasa.”(HR. An-Nasa’i, Ahmad, dan sanadnya dihasankan Syaikh Al Albani).

Dalam hadis tersebut dijelaskan bahwa pada pertengahan bulan Sya’ban seluruh amalan umat Islam diangkat oleh Allah SWT. Sehingga pada detik-detik terakhir sebelum buku catatan amal diangkat, Rasulullah ingin memperbanyak amalan sholeh dan berpuasa.

Namun, sayangnya keberadaan bulan Sya’ban seringkali dilalaikan oleh umat Islam. Kebanyakan dari kita terlalu berfokus pada kemuliaan bulan Rajab yang suci dan bulan Ramadhan yang penuh berkah.

Selain penutupan buku catatan amal perbuatan manusia, pada bulan Sya’ban Allah SWT turun ke bumi untuk menghapus dosa-dosa hambanya yang banyaknya lebih dari jumlah bulu domba Bani Kalb.

Seperti yang diceritakan oleh ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anhu. Ia sering kehilangan Rasulullah saat memasuki bulan Sya’ban. Hingga tiba pada suatu malam ‘Aisyah khawatir mengenai keberadaan suaminya. Lalu ia bergegas mencari Rasulullah. Saat ‘Aisyah menemukan suaminya di Baqi’ (kuburan tempat para sahabat dan syuhada di makamkan) sedang menengadahkan wajah ke langit dengan mata sendu.

Menjawab kekhawatiran istri tercintanya Rasulullah berkata “Sesungguhnya Allah yang Maha Agung turun ke langit dunia pada malam Nisfu Sya’ban untuk mengampuni (dosa) hamba-Nya yang jauh lebih banyak dari jumlah bulu domba Bani Kalb”.

Dari kisah-kisah di atas kita dapat mengetahui peristiwa penting lagi istimewa yang terjadi di bulan Sya’ban. Dengan riwayat-riwayat tersebut kita bisa tahu bagaimana harus bersikap.

Jika Rasulullah Saw yang merupakan manusia sempurna tanpa dosa saja masih berupaya melakukan yang terbaik dan senantiasa bermuhasabah diri. Pada malam-malam Nisfu Sya’ban, beliau ingin penutupan buku amal memperbanyak amal sholeh. Nabi ingin ketika amalannya diangkat kehadapan Allah, beliau dalam keadaan puasa.

Dari kisah Rasulullah dapat kita ambil ibrah bagaimana seharusnya kita bisa memanfaatkan sisa waktu. Sebelum buku amal ditutup dan diangkat alangkah baiknya memaksimalkan diri dengan menjadi pribadi amal sholeh. Selain itu kita bisa bermuhasabah diri untuk menyambut lembaran baru masa depan. Berikut bebearapa amalan yang dapat dilakukan pada malam Nisfu Sya’ban:

Perbanyak Doa

Sebagai umat islam yang tidak sempurna dan penuh dosa, alangkah baiknya untuk terus berusaha bertaqwa memohon ampun dan untuk terus mendekatkan diri kepada Allah sang pemilik kehidupan.

Hadis shahih dari Abu Musa al-Asy’ari Ra. Di mana Rasulullah bersabda “Sesungguhnya Allah melihat pada malam pertengahan Sya’ban. Maka Dia mengampuni semua makhluknya, kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.” (HR. Ibn Majah, At Thabrani, dan dishahihkan Al Albani).

Banyak Membaca dua kalimat syahadat dan istigfar

Dua kalimat syahadat adalah kalimat yang mulia. Kalimat sakral bagi umat islam menisbatkan bahwa ia muslim. Kalimat pernyataan kesaksiaan bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah sangat baik sering diucapkan untuk memperbarui keimanan hati.

Selain dua kalimat syahadat, Istigfar juga merupakan kalimat yang penting bagi umat islam. Kalimat dzikir permintaan ampunan sangat dianjurkan karena, sebagai manusia yang beriman tidak bisa dipungkiri bahwa seberiman apapun manusia tidak ada yang bersih dari dosa dan salah (kecuali Nabi Muhammad SAW). Untuk itulah mengucapkan istigfar sangat dianjurkan sebelum buku catatan amal ditutup baiknya kita berusaha untuk memohon ampun atas dosa-dosa yang pernah diperbuat.

Seperti Sayyid Muhammad bin Alawi pernah berkata: “Seyogyanya seorang muslim mengisi waktu yang penuh berkah dan keutamaan dengan memperbanyak membaca dua kalimat syahadat, La Ilaha Illallah Muhammad Rasululullah, khususnya bulan Sya’ban dan malam pertengahannya. Istighfar merupakan amalan utama yang harus dibiasakan orang Islam, terutama pada waktu yang memiliki keutamaan, seperti Sya’ban dan malam pertengahannya”.

Membaca surah Yasin sebanyak 3x

Meski tidak ada keterangan yang pakem menyatakan pentingnya amalan ini, Namun membaca Surat Yasin 3 kali yang kemudian juga diiringi dengan permintaan berupa keberkahan pada umur dan meminta yang baik-baik untuk kemaslahatan dunia dan akhirat baik pribadi maupun kepentingan umum adalah hal yang baik. Tidak ada yang salah dan menyeleweng dari amalan tersebut. Karena semuanya tetap ditujukan kepada Allah SWT. ***

Editor: Fahrul Rozi

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *