Lapang, Bahagia, dan Dermawan

Jalaluddin As-Suyuti

SABAN kali bulan Ramadhan tiba, ada tiga ungkapan yang popular dibendangkan. Pertama marhaban ya Ramadhan. Kedua, Ramadhan Karim. Ketiga, Ramadhan Syahr al-Mubarak.

Kenapa tiga ungkapan ini sering terlihat dan terdengar?

Marhaban ya Ramadhan. Kata marhaban itu dapat dimaknai sebagai ungkapan rasa syukur dengan hati lapang karena bulan Ramadhan sebagai bulan mulia kembali tiba. Saatnya kaum muslimin melakukan ritual ibadah dengan keistimewaan yang luar biasa. Di antaranya pada bulan Ramadhan tersebut akan muncul malam lailat al-qadr yang kemuliaannya melebihi seribu purnama. Jika beribadah pada malam itu, pahalanya melebihi ukuran seribu bulan, khairun min alfi syahr.

Selain itu, kata rahiba juga dapat dimaknai sebagai merehab diri agar menjadi sempurna. Rehabilitasi diri tersebut dilakukan dengan berbagai upaya dalam bentuk riyadhah (latihan) dan ritual ibadah selama bulan Ramadhan, seperti melakukan puasa di siang hari, mendirikan shalat tarawih dan shalat-shalat sunat lainnya, (tadarus) mempelajari Alquran, menginfakkan sebagian rezeki buat yang membutuhkan, dan ibadah-ibadah lainnya.

Ramadhan karim. Karim selain bermakna maha mulia, juga dapat dimaknai sebagai dermawan atau murah dan curah hati. Kabarnya inilah suatu kelebihan bangsa Arab, termasuk Arab Badwi sebelum kedatangan Islam, dan apalagi setelah memeluk Islam. Mereka amat dermawan dan suka memuliakan tamu. Kabarnya karena kedermawanan inilah yang membuat seorang Lepold Weiss, wartawan berkebangsaan Yahudi yang ingin meneliti bangsa Arab gurun kemudian ia memeluk Islam dan berubah nama menjadi Muhammad Asad.

Menurutnya, Islam yang digambarkan orang Eropa selama ini tidak sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya. Menurut Lepold Weiss setelah ia bergaul di gurun sekian lama, ia merasa umat Islam luar biasa memuliakan tamunya, luar biasa dermawannya. Pengalaman dari pengembaraannya selama perang dunia pertama pada hampir seluruh negeri Timur Tengah, di antara Gurun Libia dan Pegunungan Pamir yang berselimut salju, antara Basporus dan Laut Arab tersebut dilukiskannya dalam buku the Road to Mecca.

Ramadhan syahr al-mubarak. Ramadhan sebagai bulan penuh berkah. Berkah itu sendiri merupakan bahasa Arab. Ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, tidak ada kata yang paling cocok dan sesuai untuk mewakili maksud dari kata tersebut sehingga kamus hanya mengutip kata berkah itu sendiri. Konon, dalam bahasa Indonesia atau bahasa Melayu, arti yang mendekati dari kata berkah itu adalah bahagia.

Jadi, sambutlah segala yang berkait kelindan tentang Ramadhan dan segala amalan di dalamnya dengan hati bahagia. Selain itu, lakukan segala kegiatan dalam hidup agar membahagiakan diri pribadi, manusia lain dan alam semesta.

Setelah melihat tiga ungkapan itu dalam permaknaan yang sederhana, maka dapat disimpulkan beberapa pesan. Pertama, syukuri kedatangan bulan Ramadhan karena ia datang membawa banyak manfaat bagi kehidupan manusia beriman. Kedua, jadikan segala amal di bulan Ramadhan sebagai uapaya untuk merehab diri agar menjadi hamba Allah yang sesungguhnya. Jadilah Muhammad kecil dalam hidup karena nabi Muhammad Saw merehab diri para sahabatnya dan kaum muslimin hingga menjadi orang pilihan, di antaranya melalui madrasah Ramadhan. Ketiga, jadikan bulan Ramadhan sebagai titik awal untuk hidup bahagia sebagai seorang yang dermawan. Kebahagiaan sejati sesungguhnya adalah ketika dapat berbagi serta membuat orang lain bahagia dan tersenyum setelah sekian lama dirundung duka dan nestapa.

Kemudian, sifat dan prilaku-prilaku mulia tersebut bukan hanya terjadi selama bulan Ramadhan tapi terus teraplikasi pada masa-masa selanjutnya. Segala ritual pada bulan Ramadhan merupakan bentuk riyadhah atau latihan agar diterapkan dengan sesungguh-sungguhnya dan sesempurna-sempurnanya setelah bulan Ramadhan. Ya, untuk dilakukan, dipraktekkan seumur hidup sebelum nafas berhenti berdenyut, sampai hayat menutup mata.

Wallahu a’lam. ***

Baca: Belajar Sabar

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *