Berharap Magfirah

visi vokasi

ALHAMDULILLAH; puasa kita telah sampai di penggalan kedua yang penuh dengan magfirah dalam perjalanan menuju terminal fitrah.

Perjalanan spiritual di bulan suci Ramadan merupakan ikhtiar personal melalui pemusatan perhatian pada efek-efek batiniah dari ibadah lahiriah.

Tidak ada jaminan bahwa amal dan laku lahiriah kita dapat mengubah keperibadian menjadi lebih baik, meskipun layak diperjuangkan sekuat daya dengan penuh istiqomah.

Beribadah bukan sekedar ritual lahiriah belaka. Kata Jalaluddin Rumi, “Banyak sekali orang yang membaca Al-Quran tetapi dikutuk Al-Quran.”

Terpulang lah kepada keinsafan kita masing-masing. Segala sesuatu didasari niat yang baik dan ikhlas. Yang pasti, magfirah tidak dapat diraih tanpa kesungguhan atau pertaubatan.

Tidak sedikit orang (knowers) banyak mengetahui perkara Agama dari A sampai Z, namun laku tindaknya sungsang. Maka sesungguhnya mereka itu (learners) hanya belajar sedikit.

Mengetahui memang bisa membuat orang terlihat lebih pintar. Sedangkan belajar bisa membuat orang menjadi lebih bijak.

Hujah “katakan lah yang benar itu benar dan yang salah itu salah” justeru menjadi cibiran karena dalam realitas ramai orang lebih suka “Menyalahkan yang benar dan membenarkan yang salah”.

Yang jujur memperjuangkan kemaslahatan hidup orang banyak justeru dipenjara. Sementara yang penyangak memperjuangkan periuk nasi keluarga sendiri bebas berkeliaran kemana suka.

Yang menunjukkan bukti asli kejahatan malah ditetapkan jadi tersangka. Sementara yang menujukkan bukti palsu hasil manipulasi dibela sehabis daya.

Yang berilmu dan kritis-konstruktif dituduh penebar durjana. Yang bengak dan macam tong kosong dipelihara dan dipuji-puja.

Yang pengampu dan penjilat dibentangkan karpet merah dan hidup melimpah. Yang tak suka angkat lampa hidup melarat kering merana.

Popularitas orang yang benar dan jujur kalah jauh dibandingkan dengan orang yang salah dan tidak jujur. Macam Langit dan Bumi.

Orang yang jujur tapi tidak kaya juga kalah populer dibandingkan dengan orang yang tidak jujur tapi kaya raya.

Makhluk pembelajar (learners) biasanya terbuka dengan penuh sukacita menyambut berbagai pandangan dan pemikiran yang berbeda.

Jalan spiritual pendewasaan anak-cucu Adam itu adalah jalan untuk meneguhkan iman dan mengembangkan kapasitas serta kualitas pelayanan kepada Sang Khalik dengan menjadi manusia pembelajar yang otentik.

Semoga sisa hari-hari yang penuh maghfirah ini, ALLAH Swt berkenan mengetuk dan membuka pintu hati yang paling dalam milik hamba-Nya yang taqwa.

Insya ALLAH kita semua yang berpuasa dengan penuh keikhlasan meraih ampunan dari Al-Ghaffar –Yang Maha Memberi Ampunan.

Maulana Jalaluddin Rumi dalam Fihi Ma Fihi menulis:

“Dua kubu saling serang dalam dirimu. Kubu mana yang bakal menang? Yaitu yang dipilih oleh keberuntungan sebagai kekasih.”

Apa Maciam…?***

Baca: Kesehatan Bumi

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Respon (1)

  1. Semoga sisa hari-hari yang penuh maghfirah ini, ALLAH Swt berkenan mengetuk dan membuka pintu hati yang paling dalam milik hamba-Nya yang taqwa. Aamiin Ya ALLAH

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *