Kemeriahan Hari Raya Idul Fitri di Kota Bagansiapi-api, Mulai Swafoto Hingga Kulineran

Suasana kota Bagansiapi-api, Kabupaten Rokan Hilir.

LAMANRIAU.COM, BAGANSIAPIAPI – Siapa yang tak mengenal Kota Bagansiapiapi, ibukota Kabupaten Rokan Hilir ini berhasil dikenal di penjuru negeri melalui tradisi budaya Bakar Tongkang.

Kota Bagansiapiapi juga disebut-sebut sebagai “China Town” Provinsi Riau, di mana di kota tersebut kental akan budaya Tionghoa. Bahkan saat festival budaya bakar tongkang diadakan, puluhan ribu wisatawan lokal dan asing datang berkunjung.

Kemeriahan Hari Raya Idul Fitri di kota yang pernah menyandang predikat penghasil ikan terbesar di dunia ini juga tak kalah, bahkan dapat dijadikan simbol toleransi beragama yang sangat tinggi. Perbedaan kepercayaan dan suku di kota ini membuat suasana Hari Raya Idul Fitri kian bermakna.

Gatot, salah satu warga Bagansiapiapi mengatakan, tahun ini kelonggaran oleh lemerintah membuat dirinya dan keluarga dapat merasakan hari kemenangan seperti sedia kala sebelum pandemi Covid-19 menerpa.

“Alhamdulillah, dapat poi (pergi) membawa anak foto-foto di Kelenteng Ing Hok Kiong, meriah,” ujarnya.

Kelenteng Ing Hok Kiong merupakan kelenteng tertua dan salah satu bangunan bersejarah di Bagansiapiapi.

Beberapa warga juga terlihat menikmati kuliner khas Kota Bagansiapiapi, mulai dari mie pangsit, mie tiaw, kemi, karipeng, dan heci. Hampir seluruh kedai makan dan kedai kopi diserbu oleh masyarakat.

Suasana pemulihan ekonomi di Kota Bagansiapiapi sangat terasa, Taman Kota dipadati oleh para pengunjung yang berdatangan. Sekitar taman kota dipenuhi gerobak yang menjajakan berbagai macam kuliner dan baju lebaran.

Santo, penjual pistol mainan juga turut ketiban rejeki, 2 tahun vakum berjualan, tahun ini bapak 5 anak ini meraup rejeki dengan berjualan mainan.

“Hoga (senang) tahun ini anak-anak membelanjakan THR, sudah 2 tahun tidak seramai ini,” ucapnya sambil melayani pelanggan yang datang.

Toko Laris Batik yang menjual pakaian batik khas Bagansiapiapi juga mengaku omsetnya naik lebaran tahun ini, wanita yang akrab disapa Cece ini senang baju jualannya diserbu kembali oleh warga yang tengah merayakan lebaran. “ini motif khas Bagansiapiapi, orang-orang suka membeli, paling laris baju tidurnya,” ungkap Cece.

Kehidupan yang berdampingan antar umat beragama di Kota Bagansiapiapi merupakan sebuah contoh kecil dan mewakili kota-kota lainnya yang ada di Provinsi Riau, suasana kondusif yang selalu terjaga membuat Provinsi Riau menempati posisi ketiga pada realisasi investasi di tingkat nasional. Gubernur Riau juga turut berpesan agar selalu menjaga suasana ini.

“Mari kita junjung tinggi keberagaman dan keharmonisan antar umat beragama, dengan begitu akan banyak investor yang mau menanamkan modalnya ke Bumi Melayu Lancang Kuning, yang nantinya akan bermuara pada kesejahteraan masyarakat,” pesan H Syamsuar, yang beberapa pekan lalu berhasil memborong 3 penghargaan sekaligus pada Anugerah Adinata Syariah 2022. ***

Editor: Fahrul Rozi

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *