Setelah Kelulusan

visi vokasi

ALHAMDULILLAH; 99,5 persen siswa SMA di seluruh Provinsi Riau dinyatakan Lulus tahun ini sebagaimana diberitakan LamanRiau.com (09/05). Hanya 0,5 persen Siswa SMA di Riau yang Tidak Lulus.

Bagi yang Lulus, hamba ucapkan selamat berjuang meraih cita-cita masing-masing selepas kelulusan ini. Bagi setengah persen yang Tidak Lulus, hamba juga mengucapkan tahniah.

SebabTidak Lulus juga merupakan sebuah prestasi. Sungguh tidak mudah juga untuk meraih predikat Tidak Lulus itu bukan?

Bagi yang Lulus dan hendak meneruskan kuliah di perguruan tinggi, pergi lah. Usah bimbang dan ragu. Minta doa dan restu Emak dan Bapak. Usah hiraukan sangat yang lain-lain.

Untuk Emak dan Bapak pula, usah suka membanding-bandingkan prestasi anak sendiri dengan prestasi anak orang lain. Bikin tambah kecil hati anak saja.

Kalau menghendaki anak kuliah, tak usah mengumpat-ngumpat dengan kata-kata “kuliah itu mahal”. Umpatan-umpatan itu hanya akan mengurangi kadar keikhlasan saja.

Walhasil, hati anak pun tak tenang saat belajar dengan biaya hidup yang tersisip ketidakikhlasan saat mengirimkan biaya hidup untuk anak saban bulan.

Memang betul sekolah itu mahal. Tapi tidak sekolah justru jauh lebih mahal dalam menjalani kehidupan ini.

Kehidupan ini akan jauh lebih mahal tanpa ilmu pengetahuan dan kemahiran hidup. Hidup ini tidak ada yang gratis, meskipun ada kebijakan sekolah gratis.

Itu lah hakikat ungkapan bahwa pendidikan merupakan investasi jangka panjang dan pemutus rantai kemiskinan. Jadi, usah menggerutu dalam perkara menyekolahkan anak.

Yang lebih memilih bekerja ketimbang kuliah, pergilah cari pekerjaan sesuai kehendak hati masing-masing. Yang tak tahu hendak berbuat apa, lekas insaf.

Itu beberapa pilihan yang tersedia bagi yang telah “dinyatakan” lulus.Tidak menjadi soal apa pun pilihan.

Yang penting punya pilihan dalam melanjutkan kehidupan ini dan berjuang sekuat daya merengkuh kesuksesan menurut meteran kita masing-masing. Usah pakai meteran kesuksesan orang lain yang belum tentu pas untuk ukuran kesuksesan kita.

Yang pelik adalah kalau tidak tahu harus memilih apa. Namun tak usah pula panik dan bingung sepanjang hayat. Pergi tamasya ke lubuk hati masing-masing. Dengarkan kata hati ananda masing-masing. Lalu lekas ambil keputusan.

Bagaimana bagi yang belum lulus tahun ini? Selamat berjuang juga meraih cita-cita masing-masing dengan predikat ketidaklulusan itu.

Hamba tidak tahu apa yang Ananda mau. Tak pula hamba tahu kenapa Ananda lebih memilih tidak lulus padahal sudah disediakan wkatu tiga tahun untuk belajar. Tepuk lah dada dan tanya selera.

Sering sudah hamba sampaikan di berbagai kesempatan bahwa belajar betul-betul atau belajar asal-asalan, hasilnya sama-sama penat.

Yang belajar betul-betul pastilah lebih dulu penat. Selepas itu puas berehat. Sebaliknya, yang belajar asal-asalan, mereka banyak rehat duluan, maka sudah sepatutnya memikul penat kemudian karena mesti mengulang lagi.

Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tiada faedah. Tidak Lulus kan tidak mati alias masih hidup. Karena masih hidup, maka bangkit dan berjuang lah sehabis daya!

Lulus atau Tidak Lulus itu bukan perkara genetik alias keturunan. Dia lebih pada perkara kesungguhan dan kemauan dalam belajar.

“Dalam kondisi ekstrem, seseorang dapat memunculkan kekuatan super yang dapat mengubah pelajar tak prestasi menjadi seorang pekerja keras yang tiba-tiba menonjol prestasi belajarnya.” ~ Kazuo Murakami

Apa Maciam…?***

Baca: Migrasi Manusia

#kolom22

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Respon (3)

  1. Suai Prof! Sebagai ortu seyogyanya kita dilarang keras membanding-bandingkan prestasi anak sendiri dengan prestasi anak orang lain. Jangan kan dengan prestasi org laing, dengan prestasi saudara kandungnya sendiri harus dilarang.

  2. Memang pemikiran yang mencerahkan, lulus dan tak lulus itu pilihan,, mane yang kite maukan, suksez dan tak sukses juga pilihat karena karunia Allah SWT lebih luas dari langit dan bumi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *