Pendidikan Islam Minimal Jadi Hidden Curriculum Mulok BMR

Islam BMR

LAMANRIAU.COM, PEKANBARU – Dr. Griven H. Putera, MAg, budayawan Riau sekaligus ASN Kanwil Kemenag Riau dedahkan pemikirannya tentang Pendidikan Islam dalam Muatan Lokal Budaya Melayu Riau pada Webinar Peningkatan Kompetensi Guru Budaya Melayu Riau (BMR) untuk Madrasah Aliyah/Madrasah Tsanawiyah dan Pontren tajaan Penerbit PT Narawita Swarna Persada di Pekanbaru, Selasa 15 Desember 2020 kemarin.

“Untuk menerapkan muatan lokal budaya Melayu Riau di madrasah tidak dapat tidak. Konsep pendidikan mesti didasari pemikiran bahwa pendidikan merupakan peresapan atau penyemaian (instilling) dan penanaman (inculnation) adab dalam diri seseorang,” ungkap alumni UIN Suska Riau ini mengutip pemikiran pakar pendidikan Islam kontemporer dunia, Prof. Syed Naquib al-Attas yang lahir di Indonesia dan bermastautin di Malaysia.

Lebih lanjut Griven menjelaskan bahwa nilai-nilai Islam sejatinya menjadi dasar utama dalam muatan lokal Melayu tersebut. “Kita tidak menafikan kalau nilai-nilai lain pernah jadi penyumbang bagi majunya Melayu akan tetapi nilai Islam menjadi akar tunggang dan pilihan akhir dan utama orang Melayu dalam mendidik zuriat mereka hingga akhir zaman,” kata Griven.

Pendidikan adab, kesopan-santunan, akhlakul karimah menjadi tujuan akhir dari proses pendidikan tersebut sehingga pada akhirnya anak-anak Melayu dapat menjadi pengikut nabi Muhammad Saw, sang insan al-kamil atau insan al-kulliy tersebut sehingga ia benar-benar menjadi khalifah fi al-ardh yang selamat dunia akhirat.

“Kita sedih akhir-akhir ini banyak anak bangsa yang cerdas, jenius dan berwawasan luas akan tetapi mengabaikan adab sehingga membuat bangsa ini kian merisaukan dan mengkhawatirkan,” lanjutnya.

Pada akhir presentasinya, Dr. Griven berharap bahwa dalam alam Melayu mendidik itu merupakan upaya untuk menjadi manusia berperadaban, yaitu yang  beriman, berilmu, berakhlak dan beramal sholeh agar selamat dunia dan akhirat.

Baca : Pendidikan BMR Memperkuat Madrasah di Riau

Untuk mencapai poin tersebut perlu lembaga pendidikan yang menerapkan konstruksi pendidikan Melayu islami. Antara lain pendidik menjadi panutan dan teladan bagi peserta didik, juga yang arif dan bijak serta lain sebagainya. Selain itu, nilai Islam dalam muatan lokal budaya Melayu Riau atau BMR minimal dapat menjadi hidden curriculum.

“Untuk konteks pendidikan agama Islam yang rumpun mata pelajarannya seperti Quran hadits, fiqh, akidah akhlak dan SKI, ia sejatinya mewarnai muatan lokal budaya Melayu atau BMR karena nilai Islam menjadi dasar dari kebudayaan Melayu. Untuk mencapai itu perlu kecerdasan dan kearifan para guru untuk menanamkan hal tersebut kepada anak didik.”

Lebih lanjut Griven menuturkan bahwa pelajaran muatan lokal budaya Melayu Riau merupakan satu upaya dari berbagai usaha untuk membentuk jati diri anak Riau dalam rangka menciptakan peradaban Melayu yang gemilang di masa datang. Oleh karena itu, mulok ini harus diperhatikan secara serius.

Selain Dr. Griven H. Putera, M.Ag, pada kegiatan tersebut juga tampil beberapa nara sumber lain, seperti Dr. H. Mahyudin, MA (Kakanwil Kemenag Riau), Dr. Junaidi (Rektor Unilak), Datuk Sri Al azhar, Drs H Asmuni, MA, Drs. H. Taufik Ikram Jamil, M.I.Kom, Dr. Elmustian Rahman, MA dan Dr. H. Muliardi, M.Pd.

Seusai kegiatan, Griven mengemukakan bahwa berbicara tentang buku ajar Muatan Budaya Melayu Riau (BMR) yang sudah tersedia. Putra jati Rantaubaru Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau ini mengatakan bahwa itu merupakan buku panduan awal.

Pada lapangan, katanya, para guru dapat saja menambahnya atau melengkapinya dengan berbagai hal yang dapat mendukung. Ia mencontohkan tentang tokoh Melayu.

Menurut Griven, dapat saja guru muatan lokal (mulok) mengajarkan dan memperkenalkan tokoh-tokoh besar sekeliling mereka menetap. Tokoh panutan yang dekat dengan mereka, misalnya guru-guru yang pernah menjadi panutan masyarakat sekitarnya atau tokoh agama, dan lain sebagainya.

Dan ia mengharapkan agar tokoh Melayu yang jadi pengenalan para guru mulok itu yang sudah meninggal dunia karena sudah tamat riwayatnya, dan sudah teruji ketokohannya sampai akhir hayat. ***

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *