Mana; Manusiawi dengan Hewani

rumah singgah

kuman di seberang lautan tampak,
gajah di pelupuk mata tidak tampak

√ pribahasa; pepatah Melayu lama.

Itu perangai manusia, yang ada benarnya.

Ini pula, perilaku gajah; yang sebenarnya:

SEKAWANAN gajah. Masuk kampung. Mungkin sangat kelaparan. Lalu menggasak sebidang kebun pisang yang tengah hijau-hijaunya.

Ratusan pohon pisang pun habis semua mereka lapah.

Rebah ke tanah. Semuanya. Lumat. Dimamah-mamah. Dikunyah-kunyah. Nyaris sedikit pun tak bersisa. Kecuali satu pohon pisang saja. Tetap berdiri tegak. Macam terpancang. Macam sepakat gajah-gajah ini. Sangat kompak. Para kawanan gajah itu tidak mengusiknya.

Memang begitukan standar operasi mereka?

Gajah-gajah ini. Mulai bapaknya, emak-emaknya sampai anak-anaknya, sedikit pun tidak menyentuh batang itu. Kecuali tersenggol-senggol oleh batang pisang yang lain yang mereka rebahkan.

Apa pasal?

Rupanya. Di satu celah pelepah pisang ini ada satu keluarga burung yang membuat sarang. Telur eraman mereka belum lama menetas. Anak-anak burung itu masih sangat kecil-kecil. Baru tumbuh bulu pahat di sayap-sayap mereka. Kulit badannya masih tampak semua. Memerah. Tentu saja belum bisa terbang.

Dari celah pelapang pisang yang tinggal sebatang inilah, anak-anak burung itu menciap-ciap, berteriak-teriak sangat cemas. Terasa rumah mereka bergoncang-goncang keras, seperti digoyang-goyang dengan kuat, tersentuh-sentuh, tersenggol-senggol oleh pohon-pohon pisang yang lain, yang ditumbang-tumbangkan oleh gajah-gajah.

Sementara di atas pohon-pohon kayu di sekitarnya, induk dan bapak burung terbang dari satu pohon ke pohon lain. Berteriak-teriak pula. Juga keras. Sangat marah. Sangat cemas. Sangat khawatir anak-anak mereka jatuh ke tanah. Lalu mati dilapah gajah.

Rupanya. Gajah tahu.

Badan mereka yang besar masih peduli pada badan makhluk lain yang kecil. Mata mereka sipit masih tampak ada makhluk lain yang terjepit. Gajah ingin hidup. Burung-burung pun ingin hidup. Semua yang hidup, tetap terus ingin hidup.

Sejatinya, sesama makhluk hidup harus saling hidup-menghidupkan.

Peristiwa ini terjadi di Sathyamangalam, sebuah kota di distrik Erode, India.

Dinas Kehutanan India (IFS) Susanta Nanda mengabarkan, gajah-gajah ini berasal dari hutan Vilamundi, tempat habitat asli mereka.

Mengapa gajah-gajah ini meluruh lantak kebun pisang orang?

Puas sudah gajah bersabar.

Satwa lainnya juga sangat bersabar walaupun mereka terus dicabar. Mulai yang di belukar sampai di hutan besar. Banyak demi banyak, habis dilantak makhluk berkaki dua yang punya syahwat amat besar. Hutan rimba belantara : habis punah ranah; mereka samun; tidak terhitung-hitung lagi banyaknya  hektarnya. Mulai ditebang. Dirambah. Dibulduzer. Sampai dibakar.

Ini bukan saja terjadi India atau Indonesia. Nyaris di seluruh dunia. Mulai Pelalawan sampai Amerika Selatan. Hutan belantara rimba raya Amazon di Benua Amerika juga sudah binasa.

Di mana lagi satwa bisa berumah berhidup kekal?

Rumah mereka hilang sumber makanan pun hilang. Yang lari, dijerat. Yang terbang, ditangkap. Yang sembunyi kalau tak diburu, dikurung kabut asap pula.

Hutan rimba semakin habis binasa. Gajah-gajah dan satwa-satwa terancam punah. Sumber makanan dan habitatnya sudah diporak-poranda. Sedangkan yang merampok belantara semakin kaya raya saja. Jadi orang-orang terkaya di dunia.

Wajar bila gajah-gajah menggasak makanan manusia.

“Gajah, raksasa yang berhati lembut.”

Itu komentar petugas IFS dari kehutanan India, dalam tayangan India Time (7/5/2021).

Menyaksikan, begitu pedulinya makhluk berbadan besar ini pada makhluk berbadan kecil sekali pun, serupa pada burung dan sarangnya, yang tidak mereka usik sama sekali.

Menyaksikan peristiwa ini : mana yang lebih hewani, mana yang lebih manusiawi;

manusia atau gajah, yang habitatnya; kehidupannya; yang terus dicuri dan dikebiri?

Sekarang gajah.

Berikutnya, satwa lainnya mungkin saja akan unjuk rasa juga.

Tunjukkan aksi.

Mereka tidak anarki.***

Dhunya, 2021

Baca : Joint Corona

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *