Mimbar  

Menyikapi Takdir Allah SWT tanpa Mengeluh

takdir Allah

LAMANRIAU.COM – Perubahan keadaan bisa terjadi kapan saja sesuai dengan takdir Allah SWT. Hal itu tergantung bagaimana manusia menyikapi takdir Allah SWT yang baik maupun buruk.

Semenjak d iciptakan, tabiat dasar manusia memang tidak pernah merasa puas dan berkeluh kesah, termasuk dalam menyikapi takdir. Apabila diberi kesenangan, manusia lalai dan terbuai.

Baca : Hasad, Penyakit Hati yang Harus Dihindari

Namun, manusia itu sebaliknya jika mendapat kesulitan, ia akan bersedih dan gelisah tak berkesudahan. Padahal sejatinya bagi seorang Mukmin, segala yang terjadi pada hdiupnya, seharusnya tetap menjadi kebaikan baginya.

Bahwasanya hanya orang beriman yang bisa lurus dalam menyikapi silih bergantinya situasi dan keadaan.

Hal ini karena ia meyakini keagungan dan kekuasaan Allah Ta’ala serta tahu akan kelemahan terhadapnya.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ عِظَمُ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ.

Dari Anas bin Malik dari Rasulullah bersabda: “Besarnya pahala sesuai dengan besarnya cobaan, dan sesungguhnya apabila Allah mencintai suatu kaum maka Dia akan menguji mereka. Oleh karena itu, barangsiapa ridla (menerima cobaan tersebut) maka baginya keridhaan, dan barangsiapa murka maka baginya kemurkaan.” Hadits Ibnu Majah Nomor 4021

Semoga ridha Allah senantiasa bersama kita. Aamiin. ***

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *