Selendang Dunia

Bang Long

Bismillah,

MUSTAHIL ada yang tidak mengetahui atau tidak mengenali selendang. Selendang merupakan pakaian tradisional Melayu. Bahkan, selendang pun dikenali masyarakat se-nusantara. Hampir setiap daerah punya selendang dengan kekhasan tersendiri. Bentuknya adalah kain panjang. Coraknya pun tentu beragam, baik warna maupun sulaman. Hanya kaum perempuan yang menggunakan selendang. Umumnya, selendang diselempangkan ketika dipakai. Kadangkala, selendang digunakan untuk melindungi kepala dari panas. Selain itu, kain ini digunakan pula untuk menggendong anak yang masih bayi. Selendang bisa menjadi kain yang banyak faedahnya. Selain sebagai penutup kepala dan penggendong bayi, kain ini bisa berguna sebagai ayunan, pembawa barang. Selendang juga menjadi bagian tak terpisahkan dalam upacara pernikahan, kehamilan, atau upacara kelahiran dan kematian. Selendang pun digunakan sebagai perlengkapan estetis tari tradisional.

Selendang mempunyai beberapa hakikat. Pertama, selendang sebagai pelindung. Kedua, selendang adalah penopang beban. Ketiga, selendang melahirkan kenyamanan dan keamanan. Keempat, dengan corak yang beragam, selendang memancarkan nilai keindahan. Dengan demikian, selendang laksana tumpuan kehidupan yang dipakai bukan cuma orang tua, tetapi juga orang muda.

Apa kesan kita ketika mendengarkan atau membaca frasa orang muda atau pemuda? Tentu saja beragam kesan melayang di pikiran kita. Pertama, sosok yang segar dan sehat. Kedua, sosok yang bersemangat dan kuat. Ketiga, sosok yang indah. Keempat, sosok yang produktif. Hakikatnya, orang muda merupakan tulang punggung agama, keluarga, bangsa, dan negara karena orang muda lebih banyak daripada orang tua. Begitu hebatnya kedudukan orang muda, Rasulullah Sallallahu Alaihi wa Sallam menegaskan dalam sabdanya bahwa ada tujuh golongan yang dinaungi Allah pada hari di mana tidak ada naungan, kecuali naungannya. Satu di antaranya adalah orang muda (pemuda). Dalam sejarah Islam, banyak orang muda yang menjadi tulang punggung perjuangan. Mereka berusia antara 17 tahun sampai 25 tahun. Dalam usia tersebut, pemuda Islam zaman itu sudah menjadi pemimpin pasukan, gubernur, menguasai persenjataan, berakhlak mulia, penulis wahyu, ikut berperang, menjadi tameng nabi, dan sebagainya. Wajar saja tokoh dunia banyak sekali menyatakan betapa hebatnya peranan orang muda. Kata Soekarno, beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia. Koentjaraningrat berkata, orang muda berada pada suatu fase dalam siklus kehidupan, bisa ke arah perkembangan atau perubahan. Taufik Abdullah menegaskan bahwa orang muda itu generasi baru dalam sebuah komunitas masyarakat untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Kata Syahrir pula, anak muda boleh pandai beretorika, tetapi juga harus sadar untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Kata kunci pada jatidiri orang muda adalah melakukan perubahan, kreatif, dan inovatif. Hal terpenting bagi orang muda adalah bagaimana membangun jatidiri yang bermarwah.

Seseorang tegak berdiri karena tulang punggungnya masih kuat. Agama, keluarga, bangsa, dan negara kuat juga sebab kekuatan tulang punggung. Jika tulang (punggung) diserang pengapuran, kekuatan pun mulai terancam. Karena itu, orang muda seperti apa yang layak menjadi tulang punggung suatu peradaban di tengah zaman digital, kemajuan teknologi informasi, dan terjangan media sosial yang menggila ini? Zaman digital ini menjadi kejutan budaya (shock culture). Bukan cuma orang muda yang diguncang oleh keberadaan era digital. Orang tua pun terbabit dalam kemajuan ini. Bahkan, tidak sedikit pula yang terperosok ke hal-hal negatif. Era digital akan menjadi bumerang jika kita salah langkah.

Bangsa Melayu memiliki tunjuk ajar bernas untuk orang muda dalam membangun jatidiri bermarwah sejak dini. Pertama, muda tahu menjaga badan. Tunjuk ajar ini menghala bukan fisik semata. Makna frasa menjada badan menghala pada aspek lahir-batin. Orientasinya pada pandai-pandai menjaga diri dari berbagai terpaan dan goncangan hidup. Saat ini, godaan dan tantangan hidup yang terkuat adalah sikap konsumtif dan gaya hidup yang dihembuskan melalui teknologi informasi seperti media sosial. Jika tak pandai menjaga badan, jatidiri sebenar orang muda akan terpelanting. Orang muda akan tercerabut dari adat sebenar adat dan akan dihempas oleh gelombang budaya. Kedua, muda tidak berlantas angan. Frasa berlantas angan bermakna hanya berangan-angan tanpa berbuat sesuatu yang berfaedah. Hidup ini mesti ada karya. Pada umumnya, orang muda yang banyak menghasilkan karya yang berfaedah untuk semesta. Sifat seperti watak Pak Pandir ini tidak elok dibela karena hanya mendatangkan kerugian. Berlantas angan sama halnya dengan membuang langkah. Pasif. Bertentangan dengan watak orang muda. Ketiga, muda tahu mencari jalan. Jalan bermakna cara. Orang muda memiliki sifat cerdas dan cergas dalam menemukan jalan/cara untuk mengatasi suatu masalah. Jalan yang dimaksud adalah jalan lurus. Jalan kebenaran. Keempat, selagi muda siapkan diri. Masa muda merupakan bekal masa tua. Mempersiapkan diri dari muda merupakan jalan terbaik untuk menghadapi masa tua. Tunjuk ajar ini sejalan dengan muda tahu mencari nafkah, muda tahu ‘kan yang disimpan. Kalau mencari bekal tua/ringankan tulang selagi muda/ilmu bermanfaat wajib ditimba/tingkatkan iman tinggikan takwa. Ilmu, iman, dan takwa merupakan kemuliaan yang seharusnya dikejar oleh orang muda.

Orang muda menjadi tumpuan hidup bangsa. Orang muda sebagai pondasi negara. Orang muda ibarat tiang seri rumah induk. Orang muda laksana karang di lautan. Orang muda seperti sagang yang nak tumbang. Orang muda menjadi tiang adat sebenar adat jika berada dalam kemuliaan ilmu, iman, dan takwa. Jangan sampai orang muda berlantas angan akibat menenggak racun dunia. Racun dunia akan menghancurkan keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Jadilah orang muda selendang dunia.***

Alhamdulillah.
Bengkalis, Senin, 08 Jumadil Awal 1443 / 13 Desember 2021.

*) Musa Ismail adalah sastrawan, ASN di Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkalis, dan dosen.

Baca : Neraca Beratu Intan

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *