Batu Asah

Kesehatan Bumi

ALHAMDULILLAH; Apa kabar pagi ini? Semoga semua sehat wal’afiat ya. Lemah-lemah sikit biasa lah. Sengal-sengal sikit anggap saja bugar. Kita adalah apa yang kita pikirkan….

Hamba pun kalau dipikir-pikir agak sengal-sengal juga pinggang yang dah berumur 57 tahun ini. Memang agak lama duduk dalam beberapa hari ini. Agak sedikit kurang juga jam tidur.

Tak apa lah. Sengal-sengal dulu, bugar-bugar kemudian. Penat-penat sedikit dahulu, rehat-rehat banyak kemudian. Sakit-sakit sebentar dahulu, sehat-sehat agak lama kemudian.

Apa pun dampak yang kita rasakan, semua itu karena pilihan dan komitmen. Hamba menetapkan tanggal 21 Januari ini harus terbit buku baru. Itu memang komitmen yang sudah hamba rekamkan ke dalam pikiran bawah sadar.

Hasilnya? Alhamdulillah, buku “Sapu Lidi Minda” itu dapat juga diterbitkan. Kalau berminat, silakan klik tautan ini: https://ctmt.fkip.unri.ac.id/index.php/2022/01/21/sapulidi-minda/

Selebihnya hamba memang nak memperlihatkan kedahsyatan New Power yang sudah hamba tulis di awal bulan ini. Kalau tidak nanti kena sumpah serapah. Hanya pandai menasehati orang melalui tulisan tapi tak mampu menerapkan pada diri sendiri apa yang sudah ditulis itu.

Khatamkan buku itu dulu ya, baru kasih komen. Boleh membaca melalui HP Android sambil mengayun Sapu Lidi bersih-bersih halaman rumah di pagi Ahad ini. Badan berkeringat, pikiran pun segar.

Yang lagi mancing di pagi Ahad ini, bisa juga membaca sambil berjimat masa dan menghalau suntuk menunggu kail dicuit ikan.

Tak usah pula ragu mengunduh buku elektronis yang hamba sedekahkan di hari Jumat itu. Tak ada “royalty dunia” serupiah pun yang akan hamba peroleh bagi sesiapa yang mengunduh buku pdf itu. Hamba hanya mengharapkan “royalty akhirat”.

Dan itu hanya mungkin jika ada pembaca yang mengunduh, membaca, mengaji, dan mengamalkan apa-apa kebaikan yang ada dalam buku yang hamba racik dengan peluh-penat itu.

Apa-apa yang tak baik dalam buku itu, tak usah diamalkan agar tidak mengurangi timbangan pahala hamba di akhirat kelak. Amalkan yang baik-baik saja.

Kita ini bukan Malaikat, jadi tak mungkin semua hasil karya anak-cucu-cicit-buyut Adam itu semuanya baik. Yang dibutuhkan adalah kecerdasan memilah, memilih, dan mengamalkan. Orang pintar belum tentu cerdas. Apatalah lagi merasa sudah dan paling pintar. Sampai-sampai Telajak Pandai.

Agak lama juga hamba tak menulis di media masa dan menerbitkan buku. Makin lama pikiran ini terasa makin tumpul. Kalau dibiarkan melarat-larat, khawatir pula demensia (Alzheimer?) lekas datang.

Pikiran yang tumpul itu mesti lah diasah. Tentu harus pakai Batu Asah. Macam-macam rupa Batu Asah pikiran itu dan semua tersedia di Toserba Kehidupan; pertanyaan, masalah, kesulitan, musibah, penyakit, bencana, dan semua derivasinya.

Yang hobby masak, mancing atau berkebun di hari minggu ini tentu lah harus mengasah pisau atau parang setajam mungkin. Seberapa sering dan bagaimana cara kita mengasah (baca: berfikir) akan menentukan kualitas hasil asahan.

Kalau malas mengasah pisau atau parang, lama-lama malah lekas berkarat. Macam itu juga pikiran. Makin tebal karatannya, makin butuh tenaga yang besar untuk mengamplas karatan yang membelenggu pikiran itu.

Orang yang betul-betul belajar, biasanya memiliki pikiran yang tajam atau kritis. Sebab dia lebih sering mengasah pikirannya. Mesin gerenda berfikirnya berputar ligat.

Orang yang pura-pura belajar, proses mengasahnya sering tersendat-sendat. Proses mengasah agar lekas tajam itu mesti kontinu. Orang yang malas atau tak suka belajar, pastilah pisau berfikirnya tumpul karena mesin gerenda berfikirnya mati total.

Belajar itu sebuah siklus atau daur. Sifat sebuah daur dia berulang. Kalau berhenti, dia mati. Titik. Macam itu juga belajar.

Macam naik basikal di pagi Ahad ini juga (cycling). Kalau berhenti mengayuh, alamat roda basikal akan terhenti saat mencapai titik keseimbangan. Kita pun akan jatuh kalau malas mengayuh lagi. Macam itu juga belajar.

Sekolah boleh tamat beberapa bulan lagi. Tapi belajar tak boleh tamat. Kata John Wooden:

“Jika aku tamat belajar, aku tamat.”

Apa Maciam…? ***

Baca : Sadar Diri

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Respon (1)

  1. Ape MACAM??? Macam PULOT…
    Sejak awal dah kena warning… jangan beri comment klu tak khatam…, mengintip 28 karakteristik minda sajian dibuku ini sejatinye dibace dengan menyeruput kopi dan kue ringan biar tambah nikmat. Ternyate emang cukup bergizi, sebagian lidi minda reflektif potret diri sebagian lagi inspirasi realitas kehidupan sosial. Siapepun kite, untuk menjadi pribadi yang sukses dalam perjalanan kehidupan harus dapat mengendalikan lidi-idi pikiran, perasaan, ide melalui motivasi pengembangan diri. Mulailah dengan sebuah komitmen, disiplin dan integritas, InsyaALLAH kesuksesan akan ade dalam genggaman kite. Namun patot diingat KENISCAYAAN adalah milik Sang Pencipte, kite manusie hanye dapat berusaha…
    Ape MACIAM… Maciam PULUT…..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *