Kurikulum Merdeka

Kesehatan Bumi

ALHAMDULILLAH;  macam-macam kapsul penggerak perubahan telah digagas oleh Nadiem Makarim sebagai Menristekdikti. Boleh tahan.

Kata Mas Menteri, Episode ke 15 yang diluncurkan empat hari jelang perayaan Cap Go Meh itu merupakan episode yang paling penting, yakni Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Belajar. Semoga dua kapsul penggerak perubahan itu betul-betul menjadi Bulan Purnama 15 bagi sekolah-sekolah kita.

Kapan sinaran bulan purnama itu dapat menerangi halaman sekolah kita? Tentu harus bersabar menanti. Butuh waktu untuk menuai hasil gerakan perubahan. Meminjam falsafah ikan sepat bukan ikan gabus, makin cepat tentulah semakin bagus.

Tersebab sekolah diberi kemerdekaan dalam memilih Kurikulum Merdeka yang ditawarkan, maka sekolah harus berani menentukan pilihan yang tepat. Karena itu perlulah agaknya sekolah memperhitungkan kekuatan daya penggerak perubahan di masing-masing sekolah.

Visi Kepala Sekolah merupakan penggerak utama yang mesti jelas bagi menentukan arah perubahan sekolah. Jikalau visinya tak jelas, alamat perubahan bisa menjadi acak-acakan tak tentu arah.

Ketidak-jelasan visi akan melemahkan sinergitas warga sekolah dalam menjalan manuver perubahan. Walhasil, sekolah akan kekurangan daya untuk menyalakan mesin perubahan. Tidak ada optimisme warga sekolah dalam merajut sinergi transformatif.

Mengaktualisasikan Kurikulum Merdeka membutuhkan guru-guru yang terampil (skills) sebagai kekuatan penggerak kedua yang mesti dipetakan dengan cermat oleh Kepala Sekolah yang visioner.

Kepala Sekolah harus beriktiar sendiri mengasah keterampilan para guru yang dinilai masih tumpul karena Kemristekdikti tidak menyediakan pelatihan. Sekolah harus berinisiatif sendiri memanfaatkan platform merdeka belajar yang disediakan.

Skills guru yang tidak memadai untuk menjalankan Kurikulum Merdeka akan menimbulkan kecemasan secara psikologis terhadap ketercapaian visi perubahan yang diharapkan.

Tentu saja Kepala Sekolah harus menggunakan kompetensi manajerialnya dalam mengupayakan kecukupkan sumberdaya sebagai kekuatan ketiga penggerak perubahan. Keterbatasan  sumberdaya sangat potensial membuat para guru frustrasi dalam menunaikan tugas pokok dan fungsinya sebagai lokomotif perubahan.

Lokomotif perubahan itu akan semakin berdaya menarik gerbong perubahan sekolah jika ada asupan insentif yang memadai. Tanpa itu, maka risiko penolakan (resistensi) terhadap perubahan akan semakin besar.
Jika kekuatan keempat penggerak perubahan ini tersendat-sendat, maka perubahan akan berjalan relatif lambat. Apatah lagi pemberian intensif itu tidak didasarkan atas kinerja. Yang malas dapat lebih, yang rajin dapat kurang.

Meskipun sekolah memiliki visi yang jelas, skills guru yang memadai, sumberdaya yang mendukung, insentif terjamin, namun tidak ada rencana aksi kurikulum merdeka yang nyata terlaksana, maka rencana perubahan dapat dipastikan akan berbuah kegagalan.

Kualitas kepemimpinan Kepala Sekolah akan sangat menentukan kualitas perubahan dari sekolah yang dipimpinnya. Transformasi Sekolah Penggerak menuntut kepemimpinan transformatif, baik Kepala Sekolah maupun para Guru sebagai tuas pengungkit mutu pembelajaran berbasis Kurikulum Merdeka.

Meskipun sifatnya alamiah,  perubahan seringkali menimbulkan rasa tidak nyaman, terutama bagi orang-orang yang sulit berubah atau enggan diajak untuk berubah ke arah yang lebih baik. Dimensi ini menuntut kepiawaian Kepala Sekolah dalam mengamankan zona transisi yang rentan terjadinya konflik yang destruktif.

Perubahan memang butuh waktu, biaya dan tenaga. Namun perubahan juga menimbulkan ekspekstasi dan kecemasan. Ekspektasi dapat menimbulkan getaran-getaran emosi dan harapan, namun bisa juga menimbulkan kehancuran akibat kecemasan yang berlebih-lebih.

Perkara signifikansi perubahan kurikulum dalam bingkai reformasi pendidikan mengingatkan saya pada pikiran Pennick:’

“Tidak akan ada reformasi pendidikan sampai kita berhasil melakukan reformasi pembelajaran, yaitu menciptakan kondisi agar murid-murid dapat belajar sebagaimana mestinya belajar”

Apa Maciam…? ***

Baca: Jihad Kuliah

#Kolom10

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Respon (1)

  1. Benar sekali pak. Bila sekolah penggerak nak berhasil. Kekuatan tekat merdeka belalajar tidak boleh mundur.vguru penggerak. Tergerak. Dan menggerakkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *