Kebun Sekolah

Kesehatan Bumi

ALHAMDULILLAH; nampak-nampaknya serangan pasukan Omikron di negeri kita mulai mereda meskipun beberapa mahasiswa hamba ada yang tak sedap badan (baca: demam). Semoga lekas sehat seperti sediakala.

Dua hari menyepi jadi terkenang kebun di kampung yang luasnya hanya “sekangkang kera”. Saban petang hamba berkebun selepas pulang dari sekolah waktu SMP di Pulau Singkep. Selain dapat mencukupi kebutuhan hidup sekeluarga, dapat lah hamba sisihkan untuk biaya sekolah waktu itu.

Hamba hanya kuat memikirkan kebun-kebun kecil kelas Tri saja yang boleh jadi tak ramai orang memikirkan karena secara ekonomis memang tak dapat menjadikan orang kaya secara material.

Tersebab dari jerih payah berkebun hamba bisa sekolah di kampung, maka tulisan ini hendak berbagi pemikiran perihal Kebun Sekolah, utamanya bagi sekolah-sekolah kampung yang agak luas pekarangannya.

Apa faedah menyibukkan diri dengan perkara yang sudah menjadi tanggung jawab pemerintah membangun laboratorium buatan melalui Proyek APBD? Hmmm…tunggu lah kalau sabar dan kuat menahan sakit hati menanti yang tak pasti.

Khusus bagi yang tak penyabar macam hamba ini, elok mengemas Kebun Sekolah Alamiah yang dapat menyejukkan hati warga sekolah. Kebun Sekolah dapat berfungsi sebagai laboratorium alam yang relatif murah diupayakan, namun kaya dengan nilai-nilai kehidupan bagi anak-didik kita.

Kebun Sekolah dapat dipandang sebagai miniatur alam yang terbentang menjadi guru. Ianya dapat memahamkan anak didik akan makna relasi manusia dengan alam (literasi ekologis). Perkara-perkara sederhana seperti mengolah tanah dan merawat tanaman dapat memberi dasar pemahaman kepada peserta didik tentang prinsip-prinsip lahir, tumbuh, dewasa, kematian, persaingan, kerja sama dan pelajaran lain tentang kehidupan manusia.

Ianya juga bisa menjadi arena yang pas bagi memperkenalkan anak-didik tentang hakikat Pembangunan yang berkelanjutan (pendidikan lingkungan hidup dan konservasi keanekaragaman hayati). Kegiatan berkebun dapat mengajarkan tentang produksi pangan dan sandang, melibatkan anak-anak dalam melayani masyarakat dan merawat lingkungan, belajar memimpin dan mengambil keputusan.

Secara akademik, Kebun sekolah juga dapat menyokong kurikikulum inti, baik Matematika, IPA, maupun Ilmu-Ilmu Sosial, Bahasa, Seni dan Budaya melalui pengalaman nyata. Pendekatan Pembelajaran Berbasis Kebun (Garden-Based Learning, GBL) merupakan fondasi untuk pembelajaran terpadu, inter dan antar disiplin ilmu atau mata pelajaran (William & Brown, 2011; Ruiz-Gallardo et al., 2014).

Pendekatan GBL memberikan pengalaman dunia nyata yang sifatnya berpusat pada peserta didik. Selain lebih menarik, juga memiliki makna pribadi bagi anak-anak, remaja, orang dewasa dan masyarakat melalui rancangan pembelajaran di luar kelas (outdoor teaching).

Kegiatan berkebun sambil belajar juga dapat membangun mental dan fisik anak-didik. Mereka mempraktikkan kegiatan belajar dan berkerja dengan penuh sukacita. Dengan cara itu akan bisa membangun sikap menghargai pekerjaan.

Berkebun juga merupakan bentuk pendidikan vokasional bagi membangun keterampilan-keterampilan dasar life skills dan Entrepreneurial Skills (Kurawa, 2016; Chen et al., 2021) dalam bidang pertanian dan manajemen sumber daya alam.

Akvitas berkebun di sekolah juga dapat mengubah lahan sekolah yang gersang menjadi pusat pembelajaran yang menarik dan produktif. Pemandangan pekarangan sekolah yang hijau penting untuk meningkatkan minat dan ketahanan belajar siswa dalam belajar dibandingkan dengan lingkungan yang gersang.

Kegiatan belajar sambil berkebun di sekolah dapat diwujudkan melalui belajar secara tim (Tim-based learning). Ini sekaligus mengamalkan pilar pendidikan UNESCO (learning to live together).

Nilai penting Kebun Sekolah bagi pendidikan telah lama disadari sejak awal Abad 18 (Clapp, 1898). Pada awal Abad ke 20, terdapat 45.000 Kebun Sekolah di Perancis, 20.000 di Austria, 8.000 di Rusia, dan 2.500 di Swedia.

“Jika berkebun membuat kita merasa lebih baik, itu juga membuat kita menjadi orang yang lebih baik. Ini adalah pendidikan moral, sekolah kehidupan, menanamkan kebajikan seperti pragmatisme, kesabaran, ketekunan, keandalan, dan kerendahan hati, yang kemudian ditransfer ke bidang lain.”~Neel Burton

Apa Maciam…? ***

Baca: Sekolah Pembelajar

#Kolom12

Ikuti berita lamanriau.com di GoogleNews

Respon (1)

  1. Kebun sakolah punya banyak manfaat khususnya untuk Matapelajaran Biologi dan juga untuk ekstrakurikuler siswa . Melalui kebun sekolah banyak pengetahuan dan pengalaman yg bisa di dapatkan oleh siswa khususnya di bidang pertanian . Sayang seribusayang sekolah sekolah di perkotaan umumnya tidak punya kebun sekolah karena berada di kawasan padat penduduk atau kawasan padat gedung gedung perkantoran sehingga sekolah hanya punya sedikit tanah yg sudah disulap jadi tempat parkir ,lapangan basket dan sedikit taman . Sebagai gantinya pemerintah daerah harus menyediakan kawasan eduwisata untuk menambah wawasan pengetahuan secara kontekstual.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *